Rabu, 30 September 2020

MASAKAN SEPULUH RIBUAN



Rasa malas itu kadang menghantui tatkala libur atau WFH. Bangun tidur biasanya penuh dengan segudang aktifitas yang sangat menguras energi dan pikiran, namun ketika libur justru malah membuat kita mager (malas gerak). Sebagai ibu rumah tangga tentunya banyak sekali rentetan peristiwa ketika sang ibu lagi mager. Sarapan bisa tertunda, anak-anak bisa jajan diluar atau beli makan di warung begitupula dengan sang ayah. Sepertinya memasak itu hal yang biasa dan terlihat sepele akan tetapi tidak semua ibu rumah tangga mampu melakukannya.

Ada sebagian ibu yang lebih memilih untuk membeli masakan diluar, selain praktis ada banyak warung yang menjual sayur bungkus plastik, biasanya titipan orang untuk dijualkan diwarung penjual jajanan dan masakan. Sebungkus sayur dihargai 3 ribu, murah banget, nggak usah ribet masak didapur langsung bisa santap. Bagi sebagian orang yang terbiasa dengan makanan diluar soal rasa tidak masalah, tapi lain halnya dengan keluarga saya, pastinya sayur atau masakan akan utuh tidak tersentuh seharian penuh. Kasihan itu makanan mungkin dia menangis, tapi mau bagaimana lagi memang anak-anak juga tidak suka masakan semacam itu, belipun karena terpaksa dari pada tidak ada lauk dan sayur di meja makan.

Demi keluarga rasa malas harus dibuang jauh, sedikit memutar otak sekiranya masak dengan bahan yang ada di dalam kulkas tanpa harus pergi keluar untuk belanja. Ternyata stok bahan makanan di kulkaspun sudah menipis yang tertinggal hanya tahu mentah dan capar (tauge). Dengan bahan seadanya mencoba membuat olahan yang mudah praktis dan murah. Pertama yang dilakukan memotong tahu menjadi potongan yang kecil-kecil kemudian digoreng tidak sampai terlalu kering, bumbu yang disiapkan juga praktis berupa bawang merah, bawang putih dan cabe rawit, setelah bawang dikupas kemudian diiris tipis tipis selanjutnya cabe juga diiris, setelah semua bahan siap, maka mulailah menumis dimulai dari memasukkan bawang merah setelah layu ditambahkan bawang putih dan cabe, kemudian tahu sama capar (taoge) dimasukkan ditambah dengan air, tambahkan garam, gula pasir sedikit dan bumbu kaldu agar terasa sedap, terakhir masukkan kecap manis, ditunggu sampai mendidih dan bumbu meresap matikan kompor, selesai menjadi menu masakan sederhana tapi sudah terpenuhi unsur lauk sekaligus sayurnya, sajikan didalam wadah atau piring saji.

Olahan tersebut diatas kira-kira menghabiskan anggaran sekitar sepuluh ribuan saja. Rincian bahan dan perkiraan harga :

1.

Tahu mentah

Rp.  3.000,-

2.

Capar (tauge)

Rp.  1.000,-

3.

Minyak goreng

Rp.  3.500,-

4.

Kecap manis

Rp.  1.000,-

5.

Bawang putih, bawang merah, cabe dan tomat

Rp.  1.500,-

Total

Rp. 10.000,-

Dilihat dari nilai kandungan gizi masing-masing komponen bahan dasar antara lain:

  1. Kandungan gizi yang terdapat dalam tahu meliputi beberapa unsur seperti; energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, natrium dan fosfor
  2. Capar/kecambah/tauge mengandung kalori, lemak, sodium, karbohidrat, serat, gula dan protein.
  3. 1 sdm kecap manis mengandung energi 60 kkal, karbohidrat 15 g, gula 13 g, sodium 400 mg.
  4. Bawang putih, bawang merah, cabe dan tomat, terdapat beberapa kandungan gizi anatara lain; kalori, karbohidrat, protein, serat, mangan, vitamin C, kalsium,  zat besi, magnesium, fosfor dll.

Meskipun terlihat sangat sederhana tapi sudah mengandung banyak unsur nutrisi didalam olahan tersebut. Sangat cocok untuk pasangan yang baru membina kehidupan berumah tangga, dapat dilihat dari sisi nilai ekonomis, untuk mengatur keuangan seorang ibu muda harus mampu mengelola anggaran rumah tangga dengan bijak, menekan pengeluaran dan sedikit prihatin karena akan banyak kebutuhan lain yang menghadang dikemudian hari, perlu menabung dan menghindari pengeluaran yang berlebihan dan tidak begitu penting, sesekali sih bolehlah masak yang enak, tapi tidak dibiasakan setiap hari harus dengan menu yang lengkap. Kemudian masakan oseng tahu kecambah ini juga mudah dan praktis cara membuatnya sehingga bagi pemulapun akan dapat melakukannya.  Aleh aleh bagi yang tidak bisa memasak buat pembelajaran, sehingga nantinya bisa mahir memasak, siapa tau dengan memulai belajar cara sederhana dapat menjadi koki yang handal atau bahkan menjadi pengusaha kuliner.

Masakan sederhana ini juga sebagai alternatif ketika dompet sudah menipis, tanggal tua, dan akhir bulan dimana yang biasa terima gaji/upah diawal bulan dalam kondisi yang kritis. Dengan sedikit pengeluaran bisa untuk menutup kebutuhan yang lainnya. Tentu saja ini berlaku bagi yang ekonominya pas-pasan, tapi juga tidak menutup kemungkinan bagi yang ekonominya cukup tidak ada salahnya mencoba resep masakan oseng tahu kecambah/tauge, biar tidak kebanyakan kolestrol, karena lemak yang terkandung dalam masakan adalah lemak nabati jadi lebih aman disbanding lemak hewani. Pokoknya banyak manfaat yang dapat kita ambil dari olahan sederhana ini.

Silahkan mencoba…

Salam Literasi…

Tulungagung, 30 September 2020

Intokowati

#SahabatPenaKita

Kamis, 24 September 2020

INDONESIA DIAMBANG RESESI EKONOMI

Indonesia diambang resesi ekonomi, kenapa bisa begitu..? karena ketika Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal beruntun atau lebih dalam satu tahun maka akan berpotensi terjadi resesi ekonomi. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa; proyeksi ekonomi kuartal ke III pada tahun 2020 mengalami minus antara 2,9 % hingga minus 1,1 % lebih dalam angkanya dari proyeksi awal yang ada pada kisaran minus 2,1 % sampai dengan 0 %. Adapun keseluruhan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun akan berada di kisaran minus 1,7 % hingga minus 0,6 %. Dilihat dari ekonomi makro pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pelambatan bahkan menurun cukup tajam akibat dari penyebaran virus covid-19 yang semakin merajalela.

Pemerintah sudah mengantisipasi dan menerapkan beberapa kebijakan dalam penanganan dan dampak dari adanya covid-19 di Indonesia. Kebijakan fiskal dan moneter juga diterapkan sebagai langkah dan upaya pemerintah dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi agar tidak terlalu terdepresiasi. Dari kebijakan fiskal pemerintah melakukan realokasi dan refocusing dana APBN sebesar Rp. 62,3 triliun, dana tersebut diambilkan dari anggaran perjalanan dinas, belanja non operasional, honor-honor, untuk penanganan/pengendalian sosial (social safety net) dan insentif dunia usaha. APBD juga diharapkan di-refocusing dan realokasi untuk ketiga hal tersebut. Menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak karena pandemi covid-19 melalui kartu prakerja, karyawan yang terkena PHK, bantuan permodalan bagi UMKM, mengurangi beban pajak oleh wajib pajak yang produksinya cenderung menurun bahkan sampai gulung tikar dan meningkatkan produksi pertanian untuk menjaga ketahanan pangan. Untuk kebijakan moneter BI (Bank Indonesia) berupaya selalu menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terdepresiasi melemah.

Tingginya pengangguran akan memicu meningkatnya kriminalitas di tanah air. Pemerintah mengambil langkah dengan menyiapkan pelatihan ketrampilan dan juga bantuan agar para buruh atau karyawan yang terkena PHK dapat berwira usaha sehingga mampu menekan tingginya jumlah pengangguran. Untuk menghidupkan sektor mikro ekonomi, diminta kepada masyarakat untuk membeli produk-produk dalam negeri terutama produk dari UMKM agar roda perekonomian masyarakat terus berputar. Menunbuhkan kembali jiwa gotong royong dan rasa cinta tanah air, karena tanpa adanya semangat gotong royong pemerintah sendiri tidak akan mampu dan efektif menghadapi resesi ekonomi. Orang yang kaya dan mampu hendaknya dapat membantu kepada yang kekurangan agar kesenjangan sosial tidak tampak nyata. Khususnya di daerah Jawa Timur UMKM memang sebagai andalan dalam mendukung perekonomian daerah, Gubernur terdahulu Sukarwo atau yang dikenal Pak De Karwo telah membangun perekonomian berbasis kerakyatan yaitu menghidupkan Koperasi dan UMKM agar dapat survive ditengah perekonomian global dan ternyata terbukti bahwa UMKM mampu bertahan ditengah krisis ekonomi dibandingkan dengan pengusaha sekala besar.

Ada beberapa cara atau strategi dalam menghadapi resesi ekonomi yang dilansir dari Forbes dan Antara:

1. Kurangi konsumsi belanja dan tanggung jawab memikirkan orang yang dicintai

2. Tingkatkan kapasitas dana darurat

3. Meningkatkan penghasilan

4. Belanja dari orang terdekat

5. Cari pemasukan sampingan

6. Bayar hutang bunga yang tinggi

7. Terus berinvestasi

8. Penuhi kebutuhan pangan dengan budi daya sendiri

Selain hal tersebut diatas pemerintah juga harus menggenjot penyerapan anggaran yang bersumber dari APBN untuk dibelanjakan secara riil agar perekonomian dapat berputar, karena jika perekonomian stagnan maka perputaran pasar akan melemah bahkan dapat mengalami kelumpuhan. Belanja operasional dan juga belanja modal yang berupa proyek-proyek harus terus berjalan, tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat agar para pekerja dilapangan juga aman, sedikitnya dapat mampu mengurangi pengangguran dari para buruh pekerja kasar dilapangan. Ketika aktifitas pelaksanaan proyek pemerintah dapat berjalan sedikitnya arah dari kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah berjalan dengan baik dan maksimal, khusus dana yang tidak dapat terserap dengan cepat agar segera direvisi dan diprioritaskan pada kebutuhan prioritas yang dapat segera bisa direalisasikan proses pencairannya.

Dilihat dari ajaran Islam mestinya ketika menghadapi situasi seperti ini para kongklomerat muslim hendaknya lebih miningkatkan amalan ZIS (Zakat, Infaq dan Shodaqoh) nya, bisa melalui lembaga BAZNAS atau dapat pula memberikan bantuan langsung kepada kaum dhuafa agar masyarakat miskin tidak semakin bertambah, setidaknya mampu bertahan hidup ditengah kesulitan ekonomi dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan akibat pandemi covid-19 tersebut. Rasa empati dan gotong royong seperti inilah yang sangat diharapkan dalam rangka menghadapi resesi ekonomi. Wallahu A’lam .


Tulungagung, 24 September 2020


Intokowati

#SahabatPenaKita

#KomunitasLiterasi

Rabu, 16 September 2020

TERAPI PIJET PENGOBATAN MBAH MUJO


Terapi pijet mbah Mujo lokasinya lumayan jauh kalau dari pusat ibu kota Kabupaten Trenggalek, tepatnya di Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalak. Perjalanan dari Ibu Kota Trenggalek ambil jalan besar arah ke Ponorogo setelah melewati beberapa tikungan setelah Tugu ada toko cat Nippon paint ambil jalan belok kiri turun kemudian masuk wilayah desa Ngillis ada gapura dari besi yang terpasang pada pintu masuk desa tersebut. Selanjutnya ambil lurus ikuti jalan aspal sampai dekat persawahan ambil jalan ke kiri terus ikuti tanjakan terjal dan jalan menuju ke rumah mbah Mujo sangat sempit tidak bisa untuk simpangan mobil, dan medannya cukup terjal dan menikung, kalau belem pernah kesana pasti agak sedikit kesulitan untuk nyetir sampai tujuan.

Mbah Mujo orangnya ramah dan sedikit humoris, kalau belum kenal deket sama beliau bisa saja tertipu oleh ulah beliau. Maksud penulis tertipu disini yakni ketika banyak pasien yang datang ke sana bukan tertipu karena uang atau hasil pengobatan dari beliau melainkan kadang mbah Mujo menyamar berpura-pura menjadi pasien dan menanyakan mau apa kesini, dan ketika pasien tersebut menjawab mau ketemu mbah Mujo, kemudian dijawab bahwa mbah Mujo sedang pergi pulangnya belum tau kapan, dan orang yang belum kenal mbahnya langsung pulang tanpa bertanya lagi dan ketika hari berikutnya datang kembali ternyata yang memijat mbah Mujonya sendiri dan orangnya menanyakan loh mbah kemaren yang ikut antri bukannya panjenengan kok sekarang malah mijet, terus mbah Mujonya bilang yo aku ini yang namanya mbah Mujo sambel ketawa ngekek. Pasien bilang mbah jenengan niku tega kan saya rumahnya jauh masak dibohongi kalau mbah Mujo pergi, padahal mbahe sendiri yang saya cari. Mbah Mujo bilang ya salahmu sendiri kamu percaya terus pulang, tidak tanya-tanya lagi.

Kebetulan keluarga kami sudah kenal dekat dengan beliau karena ikut terapi pengobatan disana dan hasilnya alhamdulillah bisa sembuh tanpa harus operasi. Kalau dibilang pengobatan alternatif memang terapi pijat di tempat Mbah Mujo bisa dibilang sebagai pengobatan alternatif dan yang saya amati kebanyakan pasien yang datang kesana adalah pasien penderita penyakit kronis seperti kanker, semua jenis kanker ada kanker payudara, kanker darah, kanker kandungan, mioma, kista dan sejenisnya. Namanya juga pengobatan alternatif berarti rata rata pasien yang berobat sudah pernah periksa, pengobatan dan bahkan pernah melakukan tindakan medis seperti operasi, fisio terapi dsb. Namun dari pengobatan medis yang pernah ditempuh belum kunjung sembuh dan membuahkan hasil bahkan juga malah ada yang justru semakin parah. Karena usaha yang ditempuh pasien lewat pengobatan medis tidak juga sembuh akhirnya mereka menempuh jalur alternatif melalui pengobatan atau terapi pijet salah satunya mencoba berobat dan terapi di Mbah Mujo.

Sebenarnya baru pertama kali saya ke rumah Mbah Mujo kebetulan kemaren WFH, adan tidak ada pekerjaan urgen, waktu itu kami pergunakan untuk mengajak anak melakukan terapi pijat, kebetulan sudah dipejat terapi beberapa kali, mumpung bukan hari libur pasien yang antri tidak terlalu banyak, namun ternyata dugaan saya meleset, setelah sampai ditempat ternyata harus menunggu sekitar lima orang lagi yang mau diterapi. Kebetulan yang antri sebagian besar adalah ibu-ibu dengan keluhan yang sama yakni kista, kata Mbah Mujo; aku sedino gur mijeti wong loro kista kabeh (aku seharian memijat pasien kista semua). Begitu pula dengan anak saya juga mengalami keluhan yang sama namun alhamdulillah sudah dinyatakan sembuh dan disuruh memeriksakan ke dokter untuk memastikan apakah penyakitnya sudah benar-benar hilang atau masih ada didalam tubuh.

Untuk biaya pengobatan beliau tidak pernah mau diberi uang lelah, kebanyakan pasien yang kesana hanya membawa gula atau rokok dan cukup ditaruh di meja atau di lantai begitu saja. Beliau mungkin niatnya menolong orang yang sakit, tidak ada maksud untuk berbisnis pengobatan, hanya kalau ada pasien yang membutuhkan ramuan jamu bisa mengganti ongkos pembuatan jamu rebusan, biasanya 1 botol aqua besar isi 1500 ml pasien memberi uang Rp.50.000,- dan uang tersebut ditaruh di meja begitu saja dan bilang mbah ini uang jamu. Sungguh mulia mbah Mujo beliau mengobati pasiennya tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan yang lebih, semoga beliau diberikan kesehatan dan kekuatan untuk dapat bekerja meringgankan penderitaan banyak orang melalui terapi pemijatan dan keahlian yang beliau miliki.

Terima Kasih Mbah Mujo semoga Allah SWT. membalas kebaikan panjenengan.

 

Tulungagung, 16 September 2020

Intokowati

#SahabatPenaKita

#KomunitasLiterasi

Kamis, 10 September 2020

GROUNDBREAKING PEMBANGUNAN LABORATORIUM DAN PERPUSTAKAAN MAN 2 TULUNGAGUNG

Pagi itu tepatnya hari selasa tanggal 08 September 2020 sekitar pukul 10.00 wib pembawa acara mulai mebacakan susunan acara untuk kegiatan peletakan batu pertama (groundbreaking) proses pembangunan laboratorium terpadu dan perpustakaan MAN 2 Tulungagung. Serangkaian acara dimulai dari sambutan dari kepala MAN 2 Tulungagung Dra. Hj. Miftachurohmah, M.Ag dilanjutkan dengan Istighosah dan do’a bersama yang dipandu oleh KH. Muhson Hamdani selaku Ketua Komite dan pengasuh Ma’had Al Furqon MAN 2 Tulungagung.

Selesai kegiatan Istighosah Rotibul khaddad dilanjutkan pemotongan tumpeng sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kehadirat Illahi robbi bahwasanya MAN 2 Tulungagung telah diberikan amanah dari negara melalui Proyek SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) yang nantinya digunakan untuk kepentingan para siswa, guru, wali murid, masyarakat dan juga untuk kepentingan pengembangan lembaga. Tumpeng di potong oleh ibu Kepala MAN 2 Tulungagung yang diserahkan kepada bapak Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tulungagung. Acara dilaksanakan penuh khikmad dan sederhana, dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Menginjak acara puncak yakni peletakan batu pertama yang dimulai oleh bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tulungagung dilanjutkan Kasi Pendidikan Madrasah dan tamu undangan yang lain. Batu yang dipasang adalah batu bata bukan batu kali karena pondasi bangunan bukan dari batu kali tapi dari tiang pancang kemudian di atas titik titik tiang pancang di cor beton readymix dengan kualitas teruji di lab ITS Surabaya. Rencana pembangunan gedung tiga lantai, jadi penguatan struktur bawah bangunan menjadi prioritas dalam pengerjaan.

Denah tata ruang nantinya dibagi beberapa bagian, bagian lantai dasar untuk laboratorium IPA dan perpustakaan dan lantai dua untuk laboratorium IPS terpadu, sedangkan untuk lantai atas difungsikan sebagai aula atau gedung pertemuan. Gedung yang bersumber dari dana SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) ini bernilai 6,5 M. diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan siswa MAN 2 Tulungagung. Ruang laboratorium terpadu IPS dirancang untuk pembelajaran siswa sekaligus menjadi tempat praktek dan ketrampilan. Laboratorium terpadu IPS terdiri dari mini musium, laboratorium bahasa, laboratorium boga, laboratorium multimedia. Praktek tata boga diajarkan antara lain membuat kue dan roti selanjutnya berhubungan dengan pembuatan disain kemasan produk yang di buat oleh siswa di laboratorium multimedia, tahap selanjutnya proses packing dan yang terakhir marketing hasil produk tersebut di jual oleh Koperasi Siswa Al Farabi sebagai praktek bidang ekonomi.

Madrasah Hebat Madrasah Bermartabat bukan hanya sekedar slogan belaka namun harus disertai dengan tindakan nyata. Peran pimpinan lembaga sangatlah berpengaruh besar untuk kemajuan madrasah dan tentunya didukung oleh para guru, karyawan, wali murid dan juga masyarakat. Inovasi harus terus ditingkatkan untuk menjadikan seluruh alumni dan keluaran madrasah menjadi orang yang berguna. Dibekali dengan ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan umum juga ilmu pengetahuan agama serta pendidikan ketrampilan dan keahlian yang cukup, diharapkan nantinya keluaran dari MAN 2 Tulungagung mampu mandiri dan berdaya saing, karena sudah mendapatkan gemblengan melalui praktek langsung yang disediakan oleh pihak Madrasah.

MAN 2 Tulungagung tentunya merasa bangga dengan berdirinya laboratorium terpadu ini karena di Madrasah lain khususnya di wilayah Tulungagung belum ada bangunan dan fasilitas seperti ini. Membangun brand image dalam sebuah lembaga memang sangatlah penting karena akan menjadi daya Tarik dan nilai jual Madrasah itu sendiri dalam persaingan mutu pendidikan di level tingkat Sekolah Menengah Atas. Pembangunan menyeluruh disemua aspek menjadi kunci keberhasilan dan kesuksesan sebuah Lembaga, dan juga dibarengi ridho Allah menjadi penentu masa depan. Maju terus MANDUTA

 







Tulungagung, 8 September 2020

Intokowati

#SahabatPenaKita

#KomunitasLiterasi

Sabtu, 05 September 2020

BUBUR SURO WARISAN BUDAYA TURUN TEMURUN

Ketika memasuki tahun baru Hijriah atau tahun baru Islam, kalau orang jawa biasa menyebut adalah bulan Suro, sebagian masyarakat jawa biasanya memperingati malam pergantian tahun tersebut dengan mengadakan acara selamatan dan do’a bersama yang di laksanakan diperempatan jalan, atau di pinggir jalan, yang orang menyebutnya dengan nama “Baritan” berasal dari kata mbubarake peri dan setan. Do’a bersama dan selamatan nasi tumpeng ataupun ambengan oleh warga masyarakat merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta atas segala nikmat dan karunianya, serta sebagai permohonan agar dihindarkan dari musibah dan balak selama setahun mendatang.

Setelah acara do’a bersama selesai dilaksanakan, dilanjutkan dengan acara makan bareng dengan makanan yang sudah disediakan, seperti nasi dengan lauk ingkung ayam juga lauk pauk yang lain. Ada juga yang menyiapkan bubur Suro sebagai warisan tradisi dan sebagai ciri khas menu masakan bulan Suro. Bubur Suro sangat melegenda dikalangan orang jawa, cara masaknya tidak seperti layaknya membuat bubur biasa akan tetapi diberi bumbu-bumbu seperti sere, daun salam, daun pandan, jahe, kunyit, santan kelapa,  dan tak lupa dibubuhi garam sebagai penambah cita rasa masakan. Penyajian bubur Suro untuk acara Baritan ditaruh di dalam wadah takir atau piring yang bagian atasnya diberikan toping pelengkap lauk pauk antara lain kare tahu, kering tempe, pergedel, telur dan kacang kacangan yang digoreng.



Acara sepeti ini dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sebagai sebuah tradisi yang tidak lekang oleh waktu. Masyarakat masih banyak yang percaya dan melaksanakan tradisi budaya bangsa ini, karena dinilai masih relevan dengan keadaan sekarang. Memang peringatan upacara semacam ini tidak ada dalam ajaran Islam, namun adat istiadat atau budaya tetap dilestarikan dengan menjujung nilai luhur yang syarat dengan falsafah kehidupan. Dalam salah satu cabang hukum Islam menerangkan bahwa adat istiadat atau Urf itu bisa dijadikan dasar hukum meskipun pada level yang paling rendah, asalkan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits. Adat kebiasaan juga tidak berpotensi mengarah kepada kemusyrikan.

Peringatan menyambut 1 Muharram bukan hanya dilaksanakan di daerah Jawa saja namun di tempat lain juga menyambut datangnya 1 Muharram dengan kegiatan yang berbeda-beda. Seperti halnya di daerah Bengkulu penyambutan tahun baru Hijriyah dihubungkan dengan peristiwa Karbala di Iran, yang mana cucu baginda Nabi Muhammad SAW, putra Ali bin Abu Thalib yakni Husein yang telah gugur dalam medan pertempuran melawan Bani Umaiyah. Perayaan memperingati gugurnya Husein bin Ali bin Abu Thalib ini dinamakan upacara Tabut, perayaan ini dilakukan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo. Dalam acara do’a dan dzikir juga terdapat sajian berupa bubur merah putih sebagai pelengkap dari acara ritual Tabut.

Seperti halnya di Bengkulu, tradisi menyambut bulan Muharram juga dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat yakni di daerah Tasikmalaya dan di daerah Garut. Sebagai bentuk peringatan atas wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, setiap tanggal 10 Muharram masyarakat di daerah Jawa Barat menyiapkan bubur merah dan bubur putih yang di sajikan terpisah yang dinamakan dengan bubur Suro, untuk dibawa ke masjid terdekat dengan beberapa makanan pelengkap lainnya. Bubur Suro ini disantap oleh para jamaah yang hadir dalam acara do’a bersama tersebut dengan harapan dapat membawa keberkahan bagi yang memakannya.

Di daerah Jawa Tengah, Jogyakarta dan Jawa Timur sebagian masyarakat juga masih membuat bubur Suro setiap memperingati datangnya bulan Muharram. Kami juga masih melanjutkan tradisi pembuatan bubur Suro pada 1 Muharram atau 10 Muharram sebagai bentuk pelestarian budaya dan warisan leluhur kami. Lingkungan di tempat tinggal juga masih mengadakan kegiatan do’a bersama dan makan bareng warga di sepanjang jalan di gang sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan kepada sang pencipta agar dihindarkan dari musibah dan balak.

Tulungagung, 01 September 2020
Intokowati
#SahabatPenaKita