Selasa, 30 Juni 2020

CARUT MARUT SISTEM PENDIDIKAN KITA


PPDB MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 1 MAGELANG

Penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2020/2021 banyak mengalami kendala baik dari segi sistem maupun persyaratan yang ditentukan. Karena adanya dampak covid 19 mengakibatkan seluruh proses penerimaan melalui system online (daring) mulai dari persyaratan kelengkapan administrasi, proses seleksi sampai dengan pengumuman kelulusan semuanya online. Sistem online tidak seluruhnya dapat berjalan mulus sesuai dengan yang diharapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan di lapangan antara lain kendala system jaringan yang kurang memadai, server yang kurang support dengan pengisian atau upload data dari pendaftar, dan masih banyak lagi kendala teknis yang lain yang mengganggu jalannya PPDB secara optimal. Pada akhirnya ada sebagian daerah yang terpaksa menggunakan offline pendaftaran sehingga justru mengakibatkan kerumunan, yang seharusnya menerapkan social distancing maupun physical distancing.

Dalam hal penerimaan peserta didik baru tahun ajaran ini, saya mencoba untuk membuat telaahan menurut ekspektasi sendiri, mungkin saja bertentangan dengan pandangan ataupun pemikiran orang lain namun ini hasil dari pengamatan di lapangan dan juga pengalaman pribadi. Ketika mencoba melakukan pendaftaran di sebuah sekolah ternyata ada kendala teknis terkait dengan system onlinenya entah karena server yang digunakan, atau SDM yang menangani, atau mungkin kebijakan panitia seleksi yang mengakibatkan fungsi tersebut berjalan kurang efektif dan bisa jadi dapat menimbulkan kerugian baik untuk pihak sekolah itu sendiri maupun untuk siswa yang mendaftar, sejauh yang saya ketahui, pihak sekolah sudah melakukan proses trial login penerimaan, namun kenapa hasilnya juga belum maksimal. Ini menjadi fokus perhatian penulis bagaimana menjaring siswa yang berprestasi kalau sistemnya juga tidak berjalan secara optimal.

Memang model penerimaan siswa baru yang dilakukan di Dinas Pendidikan dan di Kementerian Agama berbeda jalur namun tujuannya sama yaitu menjaring siswa melalui beberapa jalur masuk yang sudah disepakati dan ditentukan oleh masing-masing panitia penyelenggara. Pagu yang ditentukan dalam penerimaan disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas yang ada di tiap-tiap sekolah. Pada sekolah umum pagu zonasi dikurangi jumlah siswanya, radius km antara sekolah dengan tempat tinggal siswa sekitar 1 km. Itu juga karena banyak keluhan dari sekolah favorit yang akhirnya out put dari lulusan mengalami penurunan standar, padahal dari awal munculnya system zonasi adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk sekolah di tempat yang lebih dekat dijangkau oleh siswa dan memberikan kesempatan, kesetaraan dan penyebaran siswa yang berprestasi untuk menuntut ilmu yang lebih dekat dengan lingkungan dimana siswa atau peserta didik itu tinggal.

Pendidikan di Indonesia dari dulu sampai sekarang selalu saja menimbulkan banyak permasalahan, mulai dari tahapan penerimaan, proses pembelajaran, penentuan kurikulum juga standar kualitas mutu keluaran. Pemerintah sebenarnya bukan berdiam diri membiarkan permasalahan pendidikan selalu bergulir namun sampai saat ini belum juga dapat menemukan formula yang tepat untuk perbaikan system Pendidikan meskipun sudah dialokasikan anggaran sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) setiap tahun.  Sebenarnya banyak orang-orang pintar di negeri ini yang dapat memperbaiki pola dan system pendidikan di tanah air mungkin saja belum difungsikan secara optimal.

Harapan saya secara pribadi bahwa ada perbaikan system yang menyeluruh, dimulai dari penerimaan peserta didik baru dengan manajemen yang baik, kemudian tata kelola sekolah atau lembaga sekolah yang berstandar, perbaikan kurikulum dengan mengundang para pakar Pendidikan untuk merumuskan standar kurikulum yang tepat untuk para peserta didik pada setiap level dan jenjang yang dilalui, menghasilkan lulusan siswa yang bukan hanya pintar secara akademik namun juga mampu mengembangkan bakat dan ketrampilan yang dimiliki, pemerintah juga menghargai dan memberikan peluang kepada lulusan dalam negeri untuk dapat membangun NKRI sesuai dengan bakat dan keahlian di bidang masing-masing, Itu semua bisa terwujud manakala semua pihak mempunyai komitmen bersama untuk memajukan Pendidikan di Indonesia dari semua sektor.
Wallahu a’lam

Tulungagung, 30 Juni 2020
Intokowati
#Komunitas Literasi

4 komentar: