Selasa, 23 Juni 2020

PENTINGNYA SEBUAH DATA

Data for Development: An Evaluation of World Bank Support for Data and Statistical Capacity
Seberapa pentingnya sebuah data dapat berperan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan yang sangat penting dan urgen. Selama ini orang memandang data itu penting hanya ketika membutuhkan, padahal semestinya data itu harus ada sekalipun tidak dibutuhkan karena dari situlah sumber dan analisa terhadap masalah dapat diambil dan dijadikan rujukan.

Sebuah Lembaga atau Instansi sudah seharusnya mempunyai bank data dan selalu diupde secara berkala, data disebuah Lembaga tidak bersifat statis melainkan dinamis dan selalu burubah ubah menyesuaikan dengan kondisi terkini. Saya sendiri sering mengalami kendala yang cukup sulit ketika melakukan proses updating data. Sebagai seorang pengolah data tidak hanya cukup menghimpun dan menginput data mentah begitu saja namun juga diperlukan ketelitian dan kejelian apakah data tersebut benar benar logis dan bisa diterima akal sehat.

Pengalaman kami ketika melakukan pendataan terkadang ada yang terkesan lucu dan aneh semisal ketika mendata jumlah mushola dan masjid sampai ke tingkat desa, bahwa jumlah masjid dari tahun lalu justru mengalami penurunan mestinya secara logika justru bertambah ataupun mungkin tetap, namun yang terjadi malah menurun, bukannya itu lucu dan aneh karena selama kurun waktu 1 tahun belum terdengar kabar ada pembongkaran masjid, malah yang terjadi dilapangan penaikan status dari mushola menjadi masjid. Sangat tidak logis apalagi jumlahnya signifikan bisa mencapai hitungan puluhan. Ini masih ranah ditingkat Kabupaten/kota, data yang benar dan real dilapangan saja masih diragukan, apalagi sudah skala provinsi bahkan pada level tingkat nasional.

Yang penulis sampaikan tadi hanya contoh kecil saja dan hal tersebut kami alami sendiri, tidak bisa membayangkan kalau data-data yang sangat penting untuk menghitung jumlah penduduk miskin di Indonesia, makanya banyak stigma negative yang ditujukan kepada pemerintah dalam menyelesaikan permalasahan sosial terutama dalam pendataan rakyat miskin. Proses penggalian data mulai level paling bawah sampai hirarki keatas kadang tidak sesuai dengan yang diharapan. Mungkin butuh terobosan dan inovasi baru terkait dengan pendataan disetiap Lembaga dan instansi dengan hasil yang maksimal namun biaya pendataan sangat minim. Pentingnya singkronisasi data yang terintegrasi sehingga memudahkan penggambilan data. Sepanjang yang saya alami bahwa untuk pendataan sampai ke level bawah anggarannya sangatlah minim karena hanya meminta tolong KUA dan penyuluh dalam penggalian data, dan tidak semua dapat terjangkau untuk menghitung angka secara riil dilapangan, seperti itulah yang terjadi. Mungkin kendala seperti ini juga dialami Lembaga ataupun instansi lain yang membutuhkan pendataan untuk kepentingan umum. 

2 komentar: