Kamis, 11 Februari 2021

MEMBUDAYAKAN LITERASI DI MADRASAH

Pada April 2019 Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur meluncurkan program Gerakan Ayo Membangun Madrasah atau disingkat dengan GERAMM. Di dalam GERAMM memuat 7 gerakan, yaitu; Gerakan Literasi Madrasah (GELEM), Gerakan Madrasah Sehat (GEMES), Gerakan Madrasah Inovatif (GEMI), Gerakan Furudhul Ainiyah (GEFA), Gerakan Peningkatan Kompetensi Guru (KATA SIGURU), Gerakan Peningkatan Kompetensi Kepala Madrasah (KATA SIKAMAD), Gerakan Peningkatan Kompetensi Pengawas (KATA SIAWAS).  Sebagai tindak lanjut program GERAMM harus ada konsep yang dapat mendukung terealisasinya seluruh kegiatan yang sudah dicanangkan tersebut. Dengan adanya program GERAMM diharapkan nantinya mampu membangun dan mengembangkan budaya literasi pada madrasah diseluruh wilayah Jawa Timur.

Membudayakan literasi di madrasah sebanarnya tidaklah sulit namun begitu tidak juga mudah karena membiasakan para pendidik dan peserta didik untuk senantiasa gemar membaca dan menulis tidaklah seperti membalikkan telapak tangan. Dalam mewujudkan budaya literasi membutuhkan adanya sebuah komitmen antara pimpinan lembaga dan semua yang terlibat dalam satuan pendidikan. Gerakan membangun budaya literasi selain komitmen dari semua komponen yang ada di lembaga pendidikan itu, juga dibarengi fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan optimal. Tersedianya ruang perpustakaan dilengkapi dengan buku-buku pelajaran serta buku-buku penunjang dalam berbagai ilmu pengetahuan akan dapat menambah khasanah kekayaan wawasan mereka.

Gerakan Literasi Madrasah (GELEM) yang diluncurkan oleh Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur melalui Madrasah Membaca (MACA) dan Madrasah Menulis (MANIS). Gerakan Literasi Madrasah adalah usaha komprehensif untuk menjadikan madrasah sebagai masyarakat pembelajar yang dilakukan semua pihak mulai dari pemerintah, guru, peserta didik maupun wali murid. Didalam Madrasah Membaca dan Madrasah Menulis memuat tiga kegiatan, yaitu; kegiatan pembiasaan dalam Gerakan Literasi Madrasah, Kegiatan Pengembangan dalam Gerakan Literasi Madrasah dan Kegiatan pembelajaran dalam Gerakan Literasi Madrasah. Model-model Madrasah Menulis (MANIS) meliputi tiga hal antara lain; Guru Menulis (GELIS), Siswa Menulis (SULIS), Kepala Madrasah Menulis (KAMIS) dan Pengawas Menulis (PANELIS).

Gerakan Literasi Madrasah akan berhasil manakala ada pihak yang berperan dan bertanggungjawab dalam membangun budaya literasi di madrasah. Pihak yang berperan dan sebagai Tim Penggerak Literasi (TIGER) adalah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi sebagai pemilik program, kemudian Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan di wilayah Jawa Timur. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur juga harus melakukan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan atas program GELEM yang sudah diluncurkan tersebut. Beberapa komponen yang terdapat dalam monev memuat tentang Kreteria Ketercapaian Gerakan Litersi Madrasah, Penganugrahan Madrasah Literasi dan monev Gerakan Literasi Madrasah dimasing-masing Satuan Pendidikan.

Gerakan Literasi Madrasah Program Pembiasaan pertama adalah 15 menit membaca, yang meliputi; 5 menit baca ayat/surat Alquran, satu hari satu hadits, lingkar pagi, jurnal pagi, bacaan berkarakter dan membaca non pelajaran. Pembiasaan kedua adalah menata lingkungan kaya teks yang meliputi Mengubah kelas menjadi lingkungan kaya teks, pengadaan buku-buku non pelajaran, perpustakaan yang nyaman, sudut baca/gerobak baca, gubuk literasi, majalah dinding, poster-poster kampanye menulis, papan kosakata dan penyediaan koleksi teks cetak, digital, visual yang mudah diakses oleh warga madrasah.

Gerakan Literasi Madrasah Pengembangan, dalam hal ini ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan antara lain; Menulis komentar pada jurnal harian baca, mengungkapkan kembali apa yang telah dibaca atau pengalaman dalam bentuk lisan maupun tulisan, pengembangan kosakata dengan satu hari 4 kata 4 bahasa, frayer model, penghargaan terhadap literasi, pengembangan literasi digital dan teknologi menggunakan internet, melibatkan peserta didik dalam pengelolaan perpustakaan (Pustakawan hebat), mengumpulkan karya-karya guru dan peserta didik berupa majalah, buku, dll.

Gerakan Literasi Madrasah Kegiatan Pembelajaran meliputi; Integrasi literasi dalam perencanaan pembelajaran, Integrasi dalam proses pembelajaran dan integrasi dalam penilaian pembelajaran.

Tujuan kegiatan Madrasah Menulis adalah untuk membudayakan menulis bagi guru, pegawai, dan peserta didik untuk menghasilkan produk tulisan sesuai dengan jenjang dan kemampuannya. Kegiatan Madrasah Menulis (MANIS) meliputi: Guru menulis (Gelis), Peserta didik/siswa menulis (Sulis), Kepala Madrasah Menulis (Kamis) dan Panelis (Pengawas Madrasah Menulis). Didalam Guru menulis akan mampu menghasilkan karya tulis diantaranya Menulis Buku Berjenjang, Menulis Esai Praktik Pembelajaran yang Baik (Best Practices Pembelajaran), Laporan Ilmiah Praktik Terbaik Pembelajaran (Best Practice Laporan Ilmiah ),Laporan Hasil Penelitian, Menulis Buku Populer, Artikel Ilmiah (Jurnal), Artikel Ilmiah Populer (Opini/Esai), Modul/Diktat dan karya terjemahan.

Peserta Didik/Siswa Menulis (SULIS) dapat melalui pendampingan peserta didik untuk menghasilkan karya literasi bisa berupa antara lain: Cerita pendek, Puisi, Novel, Komik, Cerita Bergambar, Reportase, Poster, Video Motion, Karya Ilmiah Remaja (KIR) dan Resensi.

Kamad Menulis (KAMIS) dan Pengawas Madrasah Menulis (PANELIS) adalah program pembudayaan menulis bagi kepala & pengawas madrasah. Karya tulisnya dapat berupa: Laporan Hasil Penelitian Tindakan Madrasah (PTM) atau Tindakan Kepengawasan (PTKp), Buku Populer, Artikel Ilmiah (Jurnal), Artikel Ilmiah Populer (Opini/Esai), Karya Terjemahan, dll.

Sekilas mengenai isi panduan Gerakan Literasi Madrasah yang diterbitkan oleh Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dengan harapan bahwa nantinya lingkungan madrasah sudah terbiasa dengan budaya membaca dan menulis, sehingga karya-karya besar akan bermunculan dan berguna bagi masyarakat. Budaya Literasi menjadi sarana untuk mencerdasakan kehidupan anak-anak bangsa untuk kemajuan bangsa Indonesia. Dengan menulis ide dan gagasan akal bermunculan di setiap madrasah jika itu jumlahnya banyak maka akan mampu meramaikan dunia dengan berbagai karya dan inovasi yang tidak kalah dengan bangsa lain. Kemajuan dalam bidang pendidkan dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Persaingan global pada generasi milenial dan era industri 4,0 menuntut kita semua harus mampu berdaya saing mengikuti perkembangan jaman, saat ini sudah menuju revolusi industri 4.1 akan lebih berat lagi tantangan untuk menghadapi persaingan global tersebut, maka seluruh komponen dan Stakeholder harus bahu membahu untuk menyiapkan generasi yang tangguh, mempunyai wawasan dan cara pikir yang luas, jiwa kebangsaan yang tinggi dan mampu memahami dan mengamalkan nilai-nilai moral dan keagamaan sehuingga generasi pewaris estafet kepemimpinan dimasa mendatang bukan saja pandai dalam ilmu pengetahuan semata namun taat menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan. Mampu menyelaraskan ilmu, iman dan akhlaq. Selebihnya manuasia hanya berusaha Tuhanlah yang menentukan.

Salam Literasi.

Tulungagung, 11 Februari 2021

@Intokowati

#SahabatPenaKita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar