Rabu, 17 Februari 2021

BANYAKNYA GROUP SOSMED BISA BIKIN PUYENG

Pada era sekarang setiap orang dituntut untuk bisa melek teknologi, perkembangan teknologi digital sangat membantu mempermudah cara berkomunikasi dan berinteraksi melalui dunia maya. Intensitas berselancar di dunia maya bisa dilihat dari hal yang paling sederhana seperti melihat pesan WhatsAap, Facebook, Telegram, Line, Instragram maupun yang lain. Sepertinya justru orang sekarang lebih disibukkan melihat handphone dari pada kontak langsung. Bisa dibilang bahwa dunia serasa dalam genggaman, karena informasi apapun bisa kita dapatkan melalui internet.

Untuk kalangan dunia bisnis perkembangan teknologi digitalisasi dapat membantu dan mendukung berkembangnya produktifitas dan perkembangan pasar. Dalam dunia pendidikan kemajuan teknologi multimedia dapat membantu para siswa dan juga pendidik dalam mengakses pembelajaran, sangat cocok dimusim pandemi seperti sekarang ini. Tak kalah dengan dunia bisnis maupun dunia pendidikan, dunia kerjapun juga setiap hari disuguhi dengan berbagai informasi melalui media, yang familier dengan kehidupan kita sehari-hari dan banyak orang menggunakannya adalah aplikasi WhatsApp.

Aplikasi WhatsApp mempunyai fitur yang cukup beragam sehingga banyak orang menggunakan aplikasi ini. Group-group dan komunitas banyak dibuat untuk mempermudah hubungan komunikasi dalam menyampaikan pesan baik pesan teks, audio dan juga video. Cara berinteraksi dan berkomunikasi melalui group lebih efektif dan efisien dibanding dengan personal, karena ketika mengirimkan pesan penting untuk beberapa orang cukup dengan memposting di group sudah dapat tersampaikan semuanya.

Namun terkadang saya merasakan puyeng dengan adanya banyak group, apalagi group yang dipunyai sangatlah beragam, mulai dari group keluarga, group pekerjaan, group alumni, group komunitas dan masih banyak lagi group-group yang menyita ruang baik mengenai kapasitas memori internal ataupun external di handphone, juga kadang tidak sempat membaca keseluruhan dari pada semua isi kiriman chat maupun yang lain yang dikirim lewat group tersebut. Tentunya kita tidak terus menerus untuk membaca pesan-pesan yang ada di handphone kita, namun ternyata pesan yang terlewatkan kadang sangatlah penting sehingga kita ketinggalan informasi. Kalau ini seorang pembisnis pasti banyak peluang usaha yang seharusnya dapat menghasilkan pundi-pundi uang berlalu begitu saja.

Sebenarnya saya bukan tipe orang yang gemar untuk terus sering melihat pesan yang masuk, karena dunia nyata lebih membutuhkan banyak sentuhan dibandingkan dunia maya. Kapan saya akan bisa menyelesaikan tugas apabila terus bersosmed ria. Tapi kenyataannya kadang membuat kepala jadi berputar kalau banyak chat yang masuk baik dari WAGroup maupun Chat Jalur pribadi, apalagi ketika banyak pesan chat yang harus dibalas karena pertanyaan dari masing-masing pengirim pesan sangatlah beragam jadi menjawabpun tidak bisa sama antara chat satu dengan chat yang lain. Kalau kondisi yang sudah seperti ini rasanya mau menangis saja, pekerjaan satu belum selesai sudah ditagih yang lain, selain chat, telponpun selalu berdering, rasanya dunia seperti jungkir balik kalau sudah seperti ini. Tapi ya mau bagaimana lagi dunia kita sekarang adalah dunia sosmed, kalau tidak mengikuti perkembangan pastinya akan ketinggalan.

Sejujurnya ini merupakan curhatan saja namun begitu saya pingin menulisnya biar sedikit agak mengurangi beban yang seharian tadi diberondong dengan berbagai pesan dan panggilan melalui handphone yang rasanya pingin tak buang tapi kalau mau beli lagi juga belum punya uang untuk menggantikan handphone yang lama. Ya semoga saja segera mendapatkan rejeki nomplok untuk beli hp baru yang dapat memuat banyak data dan aplikasi vitur tambahan biar semakin puyeng dan berputar-putar.

Salam Literasi

Tulungagung, 16 Februari 2021

#Intokowati

#SahabatPenaKita

 

2 komentar:

  1. Iya benar Bu, kebanyakan grub sosmed menjadikan banyak orang puyeng. Saya sendiri juga merasakannya😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. he he he...
      tapi dunia sekarang adalah dunia sosmed, meski puyeng tetap saja kita memakainya

      Hapus