Rabu, 24 Februari 2021
PROSPEK BANK SYARIAH INDONESIA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL
Rabu, 17 Februari 2021
BANYAKNYA GROUP SOSMED BISA BIKIN PUYENG
Untuk kalangan dunia bisnis perkembangan teknologi
digitalisasi dapat membantu dan mendukung berkembangnya produktifitas dan
perkembangan pasar. Dalam dunia pendidikan kemajuan teknologi multimedia dapat
membantu para siswa dan juga pendidik dalam mengakses pembelajaran, sangat
cocok dimusim pandemi seperti sekarang ini. Tak kalah dengan dunia bisnis
maupun dunia pendidikan, dunia kerjapun juga setiap hari disuguhi dengan
berbagai informasi melalui media, yang familier dengan kehidupan kita
sehari-hari dan banyak orang menggunakannya adalah aplikasi WhatsApp.
Aplikasi WhatsApp mempunyai fitur yang cukup beragam
sehingga banyak orang menggunakan aplikasi ini. Group-group dan komunitas banyak
dibuat untuk mempermudah hubungan komunikasi dalam menyampaikan pesan baik
pesan teks, audio dan juga video. Cara berinteraksi dan berkomunikasi melalui
group lebih efektif dan efisien dibanding dengan personal, karena ketika mengirimkan
pesan penting untuk beberapa orang cukup dengan memposting di group sudah dapat
tersampaikan semuanya.
Namun terkadang saya merasakan puyeng dengan adanya banyak
group, apalagi group yang dipunyai sangatlah beragam, mulai dari group
keluarga, group pekerjaan, group alumni, group komunitas dan masih banyak lagi
group-group yang menyita ruang baik mengenai kapasitas memori internal ataupun
external di handphone, juga kadang tidak sempat membaca keseluruhan dari pada
semua isi kiriman chat maupun yang lain yang dikirim lewat group tersebut.
Tentunya kita tidak terus menerus untuk membaca pesan-pesan yang ada di
handphone kita, namun ternyata pesan yang terlewatkan kadang sangatlah penting
sehingga kita ketinggalan informasi. Kalau ini seorang pembisnis pasti banyak
peluang usaha yang seharusnya dapat menghasilkan pundi-pundi uang berlalu
begitu saja.
Sebenarnya saya bukan tipe orang yang gemar untuk terus
sering melihat pesan yang masuk, karena dunia nyata lebih membutuhkan banyak
sentuhan dibandingkan dunia maya. Kapan saya akan bisa menyelesaikan tugas
apabila terus bersosmed ria. Tapi kenyataannya kadang membuat kepala jadi
berputar kalau banyak chat yang masuk baik dari WAGroup maupun Chat Jalur
pribadi, apalagi ketika banyak pesan chat yang harus dibalas karena pertanyaan
dari masing-masing pengirim pesan sangatlah beragam jadi menjawabpun tidak bisa
sama antara chat satu dengan chat yang lain. Kalau kondisi yang sudah seperti
ini rasanya mau menangis saja, pekerjaan satu belum selesai sudah ditagih yang
lain, selain chat, telponpun selalu berdering, rasanya dunia seperti jungkir
balik kalau sudah seperti ini. Tapi ya mau bagaimana lagi dunia kita sekarang
adalah dunia sosmed, kalau tidak mengikuti perkembangan pastinya akan
ketinggalan.
Sejujurnya ini merupakan curhatan saja namun begitu saya
pingin menulisnya biar sedikit agak mengurangi beban yang seharian tadi
diberondong dengan berbagai pesan dan panggilan melalui handphone yang rasanya
pingin tak buang tapi kalau mau beli lagi juga belum punya uang untuk
menggantikan handphone yang lama. Ya semoga saja segera mendapatkan rejeki
nomplok untuk beli hp baru yang dapat memuat banyak data dan aplikasi vitur
tambahan biar semakin puyeng dan berputar-putar.
Salam Literasi
Tulungagung, 16 Februari 2021
#Intokowati
#SahabatPenaKita
Kamis, 11 Februari 2021
MEMBUDAYAKAN LITERASI DI MADRASAH
Pada April 2019 Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur meluncurkan program Gerakan Ayo Membangun Madrasah atau disingkat dengan GERAMM. Di dalam GERAMM memuat 7 gerakan, yaitu; Gerakan Literasi Madrasah (GELEM), Gerakan Madrasah Sehat (GEMES), Gerakan Madrasah Inovatif (GEMI), Gerakan Furudhul Ainiyah (GEFA), Gerakan Peningkatan Kompetensi Guru (KATA SIGURU), Gerakan Peningkatan Kompetensi Kepala Madrasah (KATA SIKAMAD), Gerakan Peningkatan Kompetensi Pengawas (KATA SIAWAS). Sebagai tindak lanjut program GERAMM harus ada konsep yang dapat mendukung terealisasinya seluruh kegiatan yang sudah dicanangkan tersebut. Dengan adanya program GERAMM diharapkan nantinya mampu membangun dan mengembangkan budaya literasi pada madrasah diseluruh wilayah Jawa Timur.
Membudayakan literasi di madrasah sebanarnya
tidaklah sulit namun begitu tidak juga mudah karena membiasakan para pendidik
dan peserta didik untuk senantiasa gemar membaca dan menulis tidaklah seperti
membalikkan telapak tangan. Dalam mewujudkan budaya literasi membutuhkan adanya
sebuah komitmen antara pimpinan lembaga dan semua yang terlibat dalam satuan
pendidikan. Gerakan membangun budaya literasi selain komitmen dari semua
komponen yang ada di lembaga pendidikan itu, juga dibarengi fasilitas sarana
dan prasarana yang mendukung kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan
optimal. Tersedianya ruang perpustakaan dilengkapi dengan buku-buku pelajaran
serta buku-buku penunjang dalam berbagai ilmu pengetahuan akan dapat menambah
khasanah kekayaan wawasan mereka.
Gerakan Literasi Madrasah (GELEM) yang diluncurkan
oleh Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur melalui Madrasah Membaca
(MACA) dan Madrasah Menulis (MANIS). Gerakan Literasi Madrasah adalah usaha
komprehensif untuk menjadikan madrasah sebagai masyarakat pembelajar yang
dilakukan semua pihak mulai dari pemerintah, guru, peserta didik maupun wali
murid. Didalam Madrasah Membaca dan Madrasah Menulis memuat tiga kegiatan,
yaitu; kegiatan pembiasaan dalam Gerakan Literasi Madrasah, Kegiatan
Pengembangan dalam Gerakan Literasi Madrasah dan Kegiatan pembelajaran dalam
Gerakan Literasi Madrasah. Model-model Madrasah Menulis (MANIS) meliputi tiga
hal antara lain; Guru Menulis (GELIS), Siswa Menulis (SULIS), Kepala Madrasah
Menulis (KAMIS) dan Pengawas Menulis (PANELIS).
Gerakan Literasi Madrasah akan berhasil manakala ada
pihak yang berperan dan bertanggungjawab dalam membangun budaya literasi di
madrasah. Pihak yang berperan dan sebagai Tim Penggerak Literasi (TIGER) adalah
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi sebagai pemilik program, kemudian
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan di wilayah Jawa
Timur. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur juga harus
melakukan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan atas program GELEM yang sudah
diluncurkan tersebut. Beberapa komponen yang terdapat dalam monev memuat
tentang Kreteria Ketercapaian Gerakan Litersi Madrasah, Penganugrahan Madrasah
Literasi dan monev Gerakan Literasi Madrasah dimasing-masing Satuan Pendidikan.
Gerakan Literasi Madrasah Program Pembiasaan pertama
adalah 15 menit membaca, yang meliputi; 5 menit baca ayat/surat Alquran, satu
hari satu hadits, lingkar pagi, jurnal pagi, bacaan berkarakter dan membaca non
pelajaran. Pembiasaan kedua adalah menata lingkungan kaya teks yang meliputi
Mengubah kelas menjadi lingkungan kaya teks, pengadaan buku-buku non pelajaran,
perpustakaan yang nyaman, sudut baca/gerobak baca, gubuk literasi, majalah dinding,
poster-poster kampanye menulis, papan kosakata dan penyediaan koleksi teks
cetak, digital, visual yang mudah diakses oleh warga madrasah.
Gerakan Literasi Madrasah Pengembangan, dalam hal
ini ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan antara lain; Menulis komentar
pada jurnal harian baca, mengungkapkan kembali apa yang telah dibaca atau
pengalaman dalam bentuk lisan maupun tulisan, pengembangan kosakata dengan satu
hari 4 kata 4 bahasa, frayer model, penghargaan terhadap literasi,
pengembangan literasi digital dan teknologi menggunakan internet, melibatkan
peserta didik dalam pengelolaan perpustakaan (Pustakawan hebat), mengumpulkan
karya-karya guru dan peserta didik berupa majalah, buku, dll.
Gerakan Literasi Madrasah Kegiatan Pembelajaran
meliputi; Integrasi literasi dalam perencanaan pembelajaran, Integrasi dalam
proses pembelajaran dan integrasi dalam penilaian pembelajaran.
Tujuan kegiatan Madrasah Menulis adalah untuk
membudayakan menulis bagi guru, pegawai, dan peserta didik untuk menghasilkan
produk tulisan sesuai dengan jenjang dan kemampuannya. Kegiatan Madrasah
Menulis (MANIS) meliputi: Guru menulis (Gelis), Peserta didik/siswa menulis
(Sulis), Kepala Madrasah Menulis (Kamis) dan Panelis (Pengawas Madrasah
Menulis). Didalam Guru menulis akan mampu menghasilkan karya tulis diantaranya Menulis
Buku Berjenjang, Menulis Esai Praktik Pembelajaran yang Baik (Best Practices
Pembelajaran), Laporan Ilmiah Praktik Terbaik Pembelajaran (Best Practice Laporan
Ilmiah ),Laporan Hasil Penelitian, Menulis Buku Populer, Artikel Ilmiah
(Jurnal), Artikel Ilmiah Populer (Opini/Esai), Modul/Diktat dan karya
terjemahan.
Peserta Didik/Siswa Menulis (SULIS) dapat melalui pendampingan
peserta didik untuk menghasilkan karya
literasi bisa berupa antara lain: Cerita pendek, Puisi, Novel, Komik, Cerita
Bergambar, Reportase, Poster, Video Motion, Karya Ilmiah Remaja (KIR)
dan Resensi.
Kamad Menulis (KAMIS) dan Pengawas Madrasah Menulis
(PANELIS) adalah program pembudayaan menulis bagi kepala & pengawas
madrasah. Karya tulisnya dapat berupa: Laporan Hasil Penelitian Tindakan
Madrasah (PTM) atau Tindakan Kepengawasan (PTKp), Buku Populer, Artikel Ilmiah
(Jurnal), Artikel Ilmiah Populer (Opini/Esai), Karya Terjemahan, dll.
Sekilas mengenai isi panduan Gerakan Literasi Madrasah
yang diterbitkan oleh Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Jawa Timur dengan harapan bahwa nantinya lingkungan madrasah sudah
terbiasa dengan budaya membaca dan menulis, sehingga karya-karya besar akan
bermunculan dan berguna bagi masyarakat. Budaya Literasi menjadi sarana untuk
mencerdasakan kehidupan anak-anak bangsa untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Dengan menulis ide dan gagasan akal bermunculan di setiap madrasah jika itu
jumlahnya banyak maka akan mampu meramaikan dunia dengan berbagai karya dan
inovasi yang tidak kalah dengan bangsa lain. Kemajuan dalam bidang pendidkan
dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Persaingan global pada generasi milenial dan era
industri 4,0 menuntut kita semua harus mampu berdaya saing mengikuti
perkembangan jaman, saat ini sudah menuju revolusi industri 4.1 akan lebih
berat lagi tantangan untuk menghadapi persaingan global tersebut, maka seluruh
komponen dan Stakeholder harus bahu membahu untuk menyiapkan generasi yang tangguh, mempunyai
wawasan dan cara pikir yang luas, jiwa kebangsaan yang tinggi dan mampu
memahami dan mengamalkan nilai-nilai moral dan keagamaan sehuingga generasi
pewaris estafet kepemimpinan dimasa mendatang bukan saja pandai dalam ilmu
pengetahuan semata namun taat menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi semua
larangan. Mampu menyelaraskan ilmu, iman dan akhlaq. Selebihnya manuasia hanya
berusaha Tuhanlah yang menentukan.
Salam Literasi.
Tulungagung, 11 Februari 2021
@Intokowati
#SahabatPenaKita
Rabu, 03 Februari 2021
DAUN KETAPANG UNTUK IKAN CUPANG
Siang itu terlihat seseorang turun dari sepeda motor dan memarkir motornya ditepi jalan, kemudian berjongkok memungut daun-daun kering yang jatuh di pinggir jalanan depan kantor kami, tak lama orang itu membuka box sepeda motor untuk mengambil plastik kemudian memasukkan daun-daun tersebut kedalam plastik dan memasukkannya ke dalam box sepeda motor, tak lama kemudian mereka jalan dan berhenti kembali untuk memungut daun yang berada di bawah pohon sebelah timurnya. Rasa penasaran saya tiba-tiba muncul dan menimbulkan berbagai macam pertanyaan dalam hati dan sempat juga saya tanyakan ke teman disebelah saya duduk. Menurutmu kenapa orang tersebut mengambil daun-daun kering dijalanan? Dan jawabnya saya sendiri juga tidak tau bu, akhirnya diam-diam saya mengikuti untuk melihat apakah orang tersebut akan turun dan mengambil sampah-sampah dipinggiran jalan untuk mensukseskan program kebersihan lingkungan atau ada kepentingan lain. Bagitu orang tersebut pergi saya langsung lari keluar menuju jalan untuk melihat apakah orang itu akan turun dan mengambil daun kering atau sampah dijalanan, tetapi ternyata mereka tidak berhenti sama sekali menolehpun tidak apalagi turun.
Pohon Ketapang di depan kantor |
Sambil berdiri mematung melihat orang tersebut sudah berjalan jauh dengan mengendarai sepeda motornya lenyap dari pandangan, sayapun masuk ke dalam ruangan sambal berfikir apa yang sebenarnya dilakukan orang tadi. Apakah yang dipungutnya itu adalah daun ketapang kering yang berjatuhan dipinggir jalan, kalau iya buat apa mengambil daun kering itu. Akhirnya mencoba penulusuran lewat google dengan mencari kata kunci manfaat daun ketapang, ternyata daun ketapang bermanfaat untuk menurunkan PH air agar ikan cupang terhindar dari jamur yang dapat menyebabkan sirip maupun ekor rusak dan patah, serta dapat mengkilapkan warna dari ikan cupang itu sendiri. Berarti benar bahwa orang itu memang mengambil daun ketapang bukan mengambil sampah yang berserakan dipinggir jalan. Karena ambil daunnya cukup lumayan banyak bisa jadi orang tersebut bukan hanya memelihara ikan sebagai hobby atau kesenangan semata, melainkan membudidayakan dan mengembangbiakkan ikan untuk kepentingan bisnis. Saat sekarang memang bisnis yang lagi ngetren dan menghasilkan banyak uang adalah bisnis tanaman bunga dan ikan hias.
Daun ketapang ketika dicelupkan ke akuarium air akan berubah warna menjadi kecoklatan dan lama-lama menjadi keruh namun tidak perlu khawatir akibat perubahan warna tersebut dapat mengurangi tingkatan stres pada ikan cupang. Selain itu sebagai tempat pengembangbiakan ikan dalam bertelur biar terkesan seperti pada habitat aslinya di perairan liar, ini menurut beberapa tulisan yang di posting dibeberapa media. Lebih lanjut setelah daun mengalami pembusukan maka akan berguna juga sebagai nutrisi atau makanan bagi si cupang akibat dari penguraian daun membusuk yang diselimuti oleh biofilm sebagai sumber makanan bagi ikan. Daun ketapang kering dapat menghasilkan zat organik yang berguna menetralkan PH air secara alami, tidak dengan zat kimia yang dapat membahayakan bagi kesehatan ikan cupang peliharaan.
Ternyata daun ketapang yang selama ini diketahui sebagai tanaman peneduh di halaman atau dipinggir jalan dapat pula bermanfaat untuk yang lain, salah satunya untuk budidaya ikan cupang. Apapun yang ada disekitar kita ternyata Tuhan menciptakannya dengan disertai dengan banyak manfaat yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan manusia semata. Namun terkadang manusia itu sendiri kurang dapat menyadari dan memanfaatkan apa yang sudah disediakan oleh Allah sang pencipta alam semesta akibat dari kurangnya pengetahuan atau malasnya manuasia untuk mempelajari dan mengambil hikmah dari semua hasil penciptaan dari Tuhan. Manusia justru kadang cenderung merusak dan tidak menghargai alam semesta yang sebanarnya sengaja diciptakan untuk kepentingan manusia itu sendiri. Sebagai mahluk hidup ciptaan Tuhan selayaknya kita harus banyak bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang sudah diberikan. Menjaga, merawat dan memanfaatkan lingkungan alam sekitar menjadi tanggung jawab manusia agar keseimbangan alam semesta senantia dapat terwujud.