Selasa, 18 Agustus 2020

DIRGAHAYU 75 TAHUN INDONESIA MERDEKA


Peringatan HUT Kemerdekaan RI kali ini memang terasa beda dari tahun sebelumnya. Istana Negara menggelar Prosesi pengibaran bendera dengan cara yang sederhana dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Jumlah pengibarpun juga dibatasi, hanya 8 orang pemuda pemudi bangsa yang dipanggil untuk mengemban amanah sebagai petugas pengibaran dan penurunan bendera sang saka merah putih. Peserta upacara juga dibatasi, sebagian mengikuti jalannya upacara secara virtual, pelaksanaan upacara juga dipersingkat, namun semua itu tidak mengurangi nilai dan semangat memperingati perayaan kemerdekaan RI yang selalu dinanti oleh seluruh rakyat Indonesia.

Kegiatan masyarakat dalam rangka memeriahkan HUT RI juga tidak nampak seperti biasanya. Lomba-lomba juga tidak digelar, karnaval kemerdekaan yang menjadi ciri khas perayaan kemerdekaan juga tidak diselenggarakan, semua ini karena penyebaran Covid-19 yang semakin hari justru semakin bertambah. Kemerdekaan di musim pandemi memang sangatlah memprihatinkan. Ada makna yang terkandung didalamnya, bahwa  kita bangsa Indonesia harus bisa belajar hidup sederhana, menjaga kesehatan diri dan lingkungannya, tetap berkarya meski dalam situasi yang sulit, serta selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, meskipun tidak harus dengan tatap muka atau silaturrahmi secara langsung. Ya begitulah gaya hidup saat ini, new normal atau yang disebut dengan kenormalan baru memang agak ribet.

Meskipun dalam kondisi yang serba terbatas dan sulit, masih saja ada sebagian masyarakat yang tetap menggelar do’a bersama sebagai bentuk rasa syukur kehadirat Allah SWT dan juga do’a khusus supaya bangsa Indonesia segera dibebaskan dari musibah dan balak. Kemerdekaan yang hakiki adalah manakala kita bangsa Indonesia ini bisa keluar dari kemelut yang melanda negeri kita. Musuh yang dihadapi memang tidak jelas dan itu akan lebih sulit mengatasinya ketimbang musuh yang nyata. Meski begitu harus dihadapi dengan segala macam upaya dan kekuatan dari seluruh komponen yang ada agar dapat terbebas dan merdeka dalam arti yang sesungguhnya. Pandemi Covid-19 adalah musuh besar kita saat ini, harus dihadapi bersama.

Selama 75 tahun merasakan kemerdekaan, keluar dari penjajahan bangsa lain, dengan susah payah para pejuang kemerdekaan RI meraihnya, dengan seluruh pengorbanan untuk mempertahankan harkat dan martabat bangsa. Kita sebagai penerus tonggak perjuangan para pahlawan yang telah gugur mendahului kita, sepatutnya ikut mengenang jasa-jasa mereka, dan ikut meneruskan perjuangan dan cita-cita luhur para pendahulu kita dengan mengisi kemerdekaan supaya Indonesia tetap jaya selamanya. Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam mengisi kemerdekaan, dengan belajar yang tekun, menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, bekerja giat dan sungguh-sungguh, tolong menolong dan membantu sesama, selalu menjaga harkat dan martabat bangsa, tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan NKRI. Membangun bangsa juga membutuhkan tenaga dan strategi khusus seperti halnya berperang melawan musuh, karena musuh besar yang dihadapi adalah kemalasan, kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, keegoisan, keserakahan, itu semua menjadi momok yang harus segera disingkirkan, agar dalam membangun dan mengisi kemerdekaan ini dapat terbebas dari hal-hal buruk.

Dari belajar sejarah di masa lalu hendaknya dapat dijadikan untuk pembelajaran di masa depan. Kita tidak dapat mengubah masa lalu tapi dapat memperbaiki dan merencanakan masa depan yang lebih baik, mengambil hikmah dari setiap kejadian yang terjadi di negeri ini, sebagai pelajaran yang sangat berharga dan tidak sampai mengulang kesalahan yang sama akan tetapi segera memperbaikinya. Roda jaman terus berputar mengikuti perputaran waktu, kehidupanpun juga terus berjalan, jangan terlalu sering menoleh kebelakang karena kenangan pahit akan selalu menyisakan luka yang mendalam, memikirkan masa depan jauh lebih penting karena cita-cita leluhur para pendahulu kita adalah kejayaan bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Dirgahayu Republik Indonesia.. Salam damai..

Tulungagung, 18 Agustus 2020
Intokowati
#SahabatPenaKita
#KomunitasLiterasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar