Selasa, 04 Agustus 2020

BENARKAH MEROKOK BISA MENCEGAH VIRUS CORONA….??


Berhenti Merokok Merupakan Proses Hijrah yang Bertahap

Kemaren siang saya bertemu dengan temen yang sudah cukup lama tidak kelihatan, kangen rasanya tidak pernah ngobrol bareng lagi, entah mengapa setiap kali bertemu ada saja yang dibicarakan mulai dari masalah pendidikan, sosial, agama bahkan juga membicarakan tentang politik. Setiap berdialog pasti terbawa arus sampai adu argumen, menggunakan logika berpikir, bahkan kadang sampai gontok-gontokan, kelihatan bak layaknya debat kandidat calon presiden. Terkadang masalah sepele dibesar-besarkan sehingga jadi seperti sidang DPR. Memang teman saya ini tergolong orang pintar (menurut pandangan saya), karena beliau seorang guru matematika yang cukup berpengalaman.

Kami terlibat dialog ringan, tanpa basa basi langsung saja saya lontarkan pertanyaan mengapa kok lama tidak nongol ke kantor, jawabnya enteng saja "aku wedi karo sampeyan" (aku takut dengan anda). Loh saat itu saya kaget juga kenapa mesti takut, kan saya tidak melakukan apa-apa yang bikin ketakutan orang lain. Ternyata dia takut dicap pembawa virus, padahal sudah di rapid test berulang-ulang, juga sudah di swab berkali-kali dan hasilnya semua negatif. Klaster Asrama Haji Surabaya adalah klater paling besar di Jawa Timur sebagai penyumbang penyebaran covis 19, namun begitu tidak semua dari peserta yang mengikuti pelatihan haji terinfeksi virus corona, salah satunya adalah teman saya itu tadi.

Dengan sedikit bercanda saya mencoba menanyakan kenapa temen yang satu kelas dan satu daerah ada yang kena dan positif sedangkan anda negatif, padahal ketika itu tutor/nara sumber penyampai materi berada dalam satu kelas intensif bukan kelas besar adalah orang pertama yang membawa virus covid 19. Apa mungkin karena anda perokok sehingga virusnya mati terkena asap rokok ketika mau masuk ke tenggorokan..? Jawabnya “opo yo ngono yo aku yo nggak faham”, tapi menurut berita virus itu dapat mati dengan nikotin bahkan di Prancis sudah dilakukan penelitian tentang nikotin yang bisa mencegah atau membunuh virus corona, hanya saja racun didalam kandungan nikotin itu sendiri kurang bagus juga untuk kesehatan karena nikotin mengeluarkan racun yang tidak baik juga buat kesehatan.

Masih cerita tentang teman saya meski sudah melalui beberapa kali tes dan hasilnya sudah dinyatakan negatif tidak berarti di lingkungan masyarakat juga aman. Dalam hal itu stigma masyarakat terhadap orang yang disinyalir membawa wabah virus ke dalam lingkungannya seakan merasa dijustifikasi oleh warga sekitar sebagai penyebar virus, mereka sempat stress dan depresi dengan kondisi semacam ini. Kondisi seperti ini memang susah diterima baik oleh masyarakat juga oleh yang bersangkutan, pemahaman masyarakat terkadang juga masih awam tentang adanya penyebaran virus corona tersebut, sehingga menimbulkan ketakutan dan momok yang selalu menghantui dimana mereka berada.
Kembali kepada pertanyaan awal kenapa teman saya tidak terkena Corona ini yang menarik sabagai bahan kajian. Dia memang seorang perokok berat begitu juga teman yang satu kamar dengannya juga seorang perokok, namun salah satu dari mereka ada yang tidak perokok, nah yang unik dan menarik mereka tidak tertular. Apa asap rokok juga pengusir corona meskipun seorang perokok pasif yang hanya menerima asap dari rekan-rekannya yang perokok, terbukti dia juga aman dari terinfeksi virus Covid-19. Kenyataan semacam ini justru berlawanan dengan pernyataan resmi dari WHO yang dirilis Kompas.com tertanggal 14 maret 2020 dari laman resmi WHO, Dr. N. Paranietharan WHO Representative to Indonesia menyatakan, “Perokok beresiko tinggi untuk penyakit jantung dan penyakit pernapasan, yang merupakan faktor resiko tinggi untuk mengembangkan penyakit parah atau kritis dengan Covid-19”. Dia kemudian menambahkan, “Karena itu perokok di Indonesia berisiko tinggi terkena Covid-19”.

Sangat berlawanan antara penelitian satu dengan penelitian yang lain, sepertinya memerlukan penelitian yang lebih mendalam terkait dengan hal itu, tentunya dengan banyak mencari responden juga mencari fakta ilmiah dilapangan sehingga menghasilkan hasil dan kesimpulan yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan dari berbagai disiplin keilmuan utamanya dari segi ilmu kesehatan. Merokok dapat menyebabkan penyakit paru-paru dan jantung akibat dari menghirup nekotin racun dari tembakau yang masuk ke dalam saluran pernafasan, mungkin virus pun dapat mati ditenggorokan bahkan mungkin sebelum masuk tenggorokan sudah lemah dan mati karena adanya asap rokok tersebut.

Kami sebagai orang awam yang kurang memahami tentang ilmu kesehatan tentunya hanya sekedar mengikuti para ahli dan para pakar yang kompeten dibidangnya. Meksipun terkadang ada yang terkesan aneh dan lucu, apapun itu yang jelas apa yang disampaikan oleh pemerintah melalui gugus tugas penangganan Covid-19 tetap dipatuhi, sosial distancing, physical distancing, memakai masker, cuci tangan, menjaga kebersihan diri juga lingkungan tetap harus diterapkan. Virusnya tidak terlihat nyata tapi korbannya nyata dan terus berjatuhan. Di era kenormalan baru serasa sulit untuk mencegah terjadinya interaksi antara individu satu dengan yang lain, dimana fasilitas umum sudah mulai dibuka kembali dan masyarakat sudah mulai membaur. Hanya do’a yang dapat kita panjatkan kepada Allah SWT semoga pandemi ini segera berakhir dengan menyisakan berbagai macam pelajaran bagi umat manusia didunia.

Wallahu a’lam..
Tulungagung, 4 Agustus 2020
Intokowati
#SPK Tulungagung
#Komunitas Literasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar