Kamis, 06 Mei 2021

SILATURRAHMI YANG TERTUNDA


Eforia menyambut hari raya sudah mulai nampak dengan banyaknya masyarakat yang sudah memenuhi pusat perbelanjaan dan toko-toko yang menjual kebutuhan pokok dan juga pakaian. Ramadhan kali ini tidak seperti tahun lalu dengan pembatasan kegiatan masyarakat untuk keluar rumah. Pemerintah melakukan pembatasan yang sifatnya masih longgar dan toleran dengan mengijinkan masyarakat untuk melaksanakan ibadah namun tetap menerapkan protokol kesehatan untuk menghindari munculnya klaster-klaster baru penyebaran Covid-19 di tempat ibadah dan fasilitas umum, dengan menerapkan kebijakan PPKM Mikro skala nasional. Selain itu larangan mudik juga diterapkan agar pergerakan masyarakat masih dapat dipantau dan dikendalikan. Penyekatan wilayah diterapkan agar pergerakan penduduk dari wilayah satu ke wilayah lain bisa dibatasi semaksimal mungkin.

Sepertinya manusia sudah mampu berdamai dengan situasi, entah karena sudah jenuh dan merasa lelah dengan kondisi akibat virus corona yang menyebar dan meluas tanpa terkendali, atau mungkin karena telah terbiasa dengan kehidupan di tengah-tengah pandemi. Sebagian masyarakat sadar bahwa melindungi diri sendiri adalah bagian dari jihad yang nyata. Berperang melawan mahluk Tuhan yang tidak tampak membutuhkan keberanian dan juga nyali yang tinggi layaknya menghadapi bom dan jenis senjata yang sangat mematikan. Vaksin yang konon katanya mampu membentengi diri dari serangan virus ternyata mampu pula menjebol pertahanan fisik seseorang. Orang yang telah menerima vaksin ternyata masih rentan terhadap serangan virus Covid-19. Sebenarnya tidak ada yang sanggup menghentikan ini semua kecuali hanya kehendak Allah SWT semata. Selama masih punya iman kita harus yakin bahwa ujian ini akan segera berakhir. 

Bagi keluarga kami mungkin dampak secara ekonomi tidak begitu terasa karena kami mempunyai penghasilan tetap, tapi bagi kehidupan lain diluar sana ada sebagian yang justru mendapatkan berkah akibat pandemi namun ada juga yang menjadi hancur gulung tikar tak terkendali akibat mata pencahariannya hilang tak dapat terselamatkan sama sekali. Dilema kebijakanpun ikut mewarnai dalam setiap pengambilan keputusan satu sisi dalih pemulihan dan pertahanan ekonomi tapi sisi lain bahaya kesehatanpun juga menjadi pertimbangan yang sulit untuk bisa disatukan persepsinya. Upaya yang dilakukan pemerintah hanya sebatas mampu mengendalikan selebihnya membutuhkan kecerdasan individu dalam mengambil keputusan. Alih-alih masyarakat mestinya sadar bahwa mencari nafkah juga beribadah itu wajib dan penting namun memperhatikan kesehatan juga jauh lebih penting dalam melindungi jiwa.

Sudah dua lebaran keluarga kami tidak melakukan ritual mudik dan selama pandemi ini belum pernah bersilaturrahmi secara fisik. Rasa kangen yang mebuncah sementara harus kami pendam dalam-dalam, menunggu adanya rambu-rambu hijau menyala dengan jelas dan terang. Kami harus sadar dan harus bisa berdamai dengan situasi, patuh pada anjuran pemerintah memang sudah seharusnya diikuti, meski ada kepentingan pribadi yang belum dapat terpenuhi yakni bersilaturrahmi dengan keluarga sendiri. Sabar dan tawakal menjalani semua ini, dengan harapan bahwa pada suatu hari nanti pasti kami akan dapat kumpul dan dipertemukan kembali dalam suasana yang penuh dengan harmoni saling menyayangi dan mencintai.

Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran Nomor 800/2784/SJ tertanggal 4 Mei 2021 tentang Pelarangan Kegiatan Buka Puasa Bersama Pada Bulan Ramadhan Dan Kegiatan Open House/ Halal Bihalal Pada Hari Raya Idul Fitri 1442 H/ Tahun 2021. Kegiatan buka bersama dimaksud adalah kegiatan buka bersama yang melebihi dari jumlah keluarga inti ditambah 5 (lima) orang selama bulan Ramadhan 1442 H/ Tahun 2021. Bagi Pejabat/ ASN di daerah untuk tidak melakukan open house/ halal bihalal dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1442 H/ Tahun 2021 M. Ternyata bukan hanya mudik yang dilarang namun pemerintah juga membatasi mobilitas masyarakat untuk berkumpul dalam rangka menerapkan 5 M sebagai upaya pencegahan penularan virus agar tidak sampai terjadi lonjakan akibat perayaan hari keagamaan seperti halnya di India. Semoga kita semua sanggup dan mampu menjaga agar penularan dan penyebaran Covid-19 dapat terkendali selama bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dengan tetap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan tentunya kesadaran kita juga masyarakat yang selayaknya perlu ditingkatkan agar bangsa kita cepat keluar dari pandemi.

Meskipun kegiatan silaturrahmi tertunda, tidak jua mengurangi nikmat dan hikmah dari Ramadhan dan perayaan Idul Fitri pada tahun ini. Apapun yang kita hadapi patut kita syukuri bahwa ternyata raga ini masih dapat menjalankan ibadah puasa dan sholat dengan baik adalah merupakan berkah tersendiri, berarti saat ini kita semua masih diberikan nikmat berupa kesehatan yang tidak ternilai harganya. Salam Sehat… Salam Literasi…


Tulungagung, 4 Mei 2021

#Intokowati

#SahabatPenaKita


2 komentar: