Kamis, 30 Juli 2020

SEPINYA ARAFAH TAHUN INI

Biasanya menjelang hari Arafah jamaah haji sudah menempati tenda-tenda yang sudah disediakan oleh pemerintah Arab Saudi, berkumpulnya ribuan manusia dari berbagai penjuru dunia memadati padang arafah itu. Bagi orang yang belum pernah berkunjung kesana mungkin beranggapan atau membayangkan bahwa tempat itu seperti gurun atau lapangan yang membentang luas didaerah Arab sana. Pada jaman dahulu mungkin kondisinya memang seperti itu, namun seiring waktu sudah banyak mengalami perubahan, bahkan kondisi sekarang yang dinamakan padang Arafah itu sudah banyak ditumbuhi tanaman peneduh, orang bilang namanya pohon Sukarno, yang konon kabarnya pohon itu ditanam oleh Presiden pertama kita yaitu bapak Ir. Soekarno dan dibudidayakan bibitnya untuk penghijauan didaerah padang Arafah tersebut. 


Begitu halnya dengan pelaksanaan khutbah wukuf, bagi orang yang belum pernah melaksanakan ibadah haji mungkin juga membayangkan khutbah itu dilaksanakan dilapangan terbuka dengan sentralisasi pelaksanaan, namun pada kenyataannya pelaksanaan khutbah wukuf  Arafah dilaksanakan didalam tenda masing-masing dan dipimpin oleh Tim Pembimbing Hajinya dari masing-masing Kloter atau Rombongan. Selama proses ritual haji memang Armina inilah yang dirasa paling sulit dan membutuhkan fisik dan stamina yang prima. Selama di Arafah semua jamaah haji sudah mengenakan pakaian ihrom dan berniat mulai dari sebelum berangkat menuju padang Arafah, larangan ihrampun berlaku, seperti tidak boleh membunuh, berbuat keji, berkata kotor, berbantah-bantahan, tidak boleh membuka aurat juga termasuk bersetubuh meskipun itu pasangan suami isteri. 

Cerita dari sebagian orang yang pernah melaksanakan ibadah haji kebanyakan menyarankan kepada orang lain untuk bisa berangkat menunaikan ibadah haji ketika masih berusia muda, maksudnya bahwa ketika pada usia muda itu dimana fisik dan stamina kondisinya masih kuat dan prima sehingga untuk jalan, berdesak-desakan dan juga antri ke kamar mandi tidak terlalu banyak mengalami kesulitan. Di Arafah fasilitas kamar mandi sangatlah kurang sehingga jamaah harus mengantri cukup lama untuk bisa sekedar buang air kecil ataupun berwudhu. Kondisi seperti ini yang selalu di sampaikan kepada pihak pemerintah Arab Saudi melalui Amirul Hajj Indonesia dalam evaluasi pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi, agar jamaah haji dari Indonseia yang boros dengan air itu dapat terpenuhi kebutuhan pribadinya selama prosesi Armina.

Tahun 2020 ini memang tahun yang sangat sulit bagi umat manusia didunia, dimana wabah corona memasuki seluruh sendi kehidupan. Pemerintah RI melalui Menteri Agama mengumumkan pembatalan pemberangkatan haji, sungguh delematis memang tapi dengan berbagai pertimbangan Menteri Agama Fachrul  Razi memutuskan hal tersebut tidak terkait dengan kepentingan apapun, melainkan semata-mata hanya demi keselamatan para jamaah haji Indonesia juga kesehatannya, selain itu rentang waktu yang sangat pendek dan jumlah kuota haji yang dibatasi oleh pemerintah Arab Saudi tidak mungkin dilaksankan oleh pemerintah RI. Dari sisi waktu karena adanya pandemi covid 19 ini proses pemberangkatan jamaah harus melalui karantina terlebih dahulu selama 14 hari di tanah air kemudian setibanya di Arab juga dikarantika kembali begitu pula setelah pulang juga harus melalui proses karantina lagi, rentang waktu karantina yang cukup panjang ini, pemerintah tidak dapat melaksanakan dalam waktu yang sangat singkat sejak pemerintah Arab membuka kembali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk pelaksanaan peribadatan. Sebenarnya Pemerintah tidak hanya diam karena ada beberapa sekenario yang sudah disiapkan, pun begitu karena tak kunjung dapat ijin dan kondisi masih lockdown ya keputusan peniadaan atau pembatalan itulah yang harus diambil meski dengan berat hati.

Benar juga kata orang kalau berhaji itu panggilan, kalau Allah SWT belum menghendaki ya tidak bisa berangkat juga. Dulu ada yang berpendapat kalau mau berangkat haji yang penting punya uang banyak, nyatanya meski punya cukup banyak uang atau harta tapi karena ada satu sebab atau kendala sesuatu hal akhirnya batal juga. Hal semacam ini yang perlu disadari oleh ummat bahwasannya sehebat apapun kemampuan kita, usaha kita, kepemilikan kita tidak akan mempengaruhi dan juga menghentikan takdir Tuhan. Kepasrahan yang total dalam hal ini sangat diperlukan sehingga apapun ketentuan yang diberikan bisa diterima dengan hati yang lapang. Suatu saat pasti ada hikmah dari setiap peristiwa atau musibah yang dialami oleh manusia. 

Arafah tahun ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya, minimnya jamaah haji membuat suasana dipadang Arafah menjadi cukup sepi, hanya penduduk sekitar dan negara tetangga terdekat saja yang dapat melaksanakan ibadah haji saat ini. Tidak ada lagi orang hilang, tidak pula orang berdesak-desakkan, karena thowafpun juga harus menerapkan protokol kesehatan dengan psykal distancing, para pedagang juga tampaknya sepi pengunjung, biasanya jamaah haji Indonesia terkenal suka belanja barang-barang yang dijual oleh pedagang diseputar toko-toko pinggiran masjid dilantai dasar hotel pemondokan/maktab. Kalau melihat siaran TV terkait dengan pelaksanaan ibadah haji tentunya kita sebagai umat muslim sangatlah prihatin dengan keadaan yang demikian. Semoga tahun depan seluruh jamaah haji yang tertunda keberangkatan dapat diberikan kesempatan untuk beribadah ke tanah suci tanpa adanya hambatan dan rintangan. 




Rabu, 22 Juli 2020

WEBINAR INTERNASIONAL PROGRAM MAGISTER EKONOMI SYARIAH

Penerapan Metode Pendekatan Baru dalam Riset Ekonomi Syariah




Pagi itu tanggal 21 Juli 2020 tepatnya pukul 08.00 wib sudah dimulai kegiatan webinar yang diprakarsai oleh Prodi S2 Ekonomi Syariah Pascasarjana & FEBI IAIN Tulungagung, Prodi S2 Ekonomi Syariah Pascasarjana UIN Mataram, Prodi S2 Ekonomi Syariah Pascasarjana IAIN Pekalongan dan Prodi Ekonomi Syariah Pascasarjana IAIN Kudus. Media vicon yang digunakan dengan memakai Zoom meeting, saya agak terlambat join meeting kira-kira lebih 5 menit sudah tidak bisa masuk, mungkin kuota sudah penuh karena dibatasi 300 peserta. Berulang-ulang mencoba tetep tidak bisa akhirnya mengikuti kegiatan via youtube streaming. 

Pembukaan/ opening speech oleh Direktur Pascasarjana IAIN Tulungagung Profesor. Dr. H. Akhyak, M.Ag dan Rektor IAIN Tulungagung Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag sebagai Keynote Speaker. Menghadirkan nara sumber dari Universiti Teknologi Malaysia Prof. dr. Norma Alias dan dari IIUM Malaysia Prof. Dr. A.K.M. Ahasanul Haque. Juga tak kalah serunya nara sumber dari dalam negeri Dr. H. Muslikhun M.Ag dari UIN Mataram, Wahibur Rokhman, S.E, M.Si, Ph.D. dari IAIN Kudus, Dr. Susminingsih, M.Ag dari IAIN Pekalongan dan Dr. Agus Eko Sujianto, S.E, M.M dari IAIN Tulungagung. Moderator Dr. H. Mashudi, M.PdI dan Host Khusnul Mufidati, M.PdI. Clossing remark Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag.

Ada beberapa hal dalam sambutan yang disampaikan oleh bapak rektor IAIN Tulungagung bahwa basis ekonomi Islam adalah ekonomi riil. Bisnis ekonomi dalam Islam adalah bisnis barang bukan uang. Ekonomi Pembangunan Islam adalah bahwa negara dibangun oleh ekonomi riil bukan ekonomi moneter. Pemerataan ekonomi berbasis pada zakat dan shodaqoh, itulah konsep ekonomi Islam yang sesungguhnya. Soko guru ekonomi, tiang ekonomi umat adalah ekonomi kerakyatan, ekonomi yang ada pada pedesaan. Barang sudah punya tinggal bagaimana kita mengelolanya. Ekonomi harus dibarengi dengan teknologi ekonominya itu sendiri. Tugas perguruan tinggi adalah termasuk IAIN Tulungagung untuk bisa membangun negeri-negeri muslim dan kita akan mengulang kejayaan islam, tujuh abad yang silam. Dengan melalui riset-riset yang dilakukan perguruan tinggi Islam diharapkan akan mampu membangun kembali kejayaan Islam. 

Nara sumber yang pertama berbicara menyampaikan paparannya adalah Prof. dr. Norma Alias namun saya kurang begitu paham dan menguasai materinya mungkin karena logat bicara dalam penyampaian kalimat-kalimatnya menggunakan bahasa melayu Malaysia. Sebenarnya yang disampaikan beliau adalah tentang riset ekonomi Syariah selama masa pandemi covid 19 dari sisi fundamental theory, row data, model, method, data analysis, publish, IP with tools, apps dan software. Jadi intinya data-data itu sangat dibutuhkan dalam sebuah riset ekonomi untuk menganalisis dan menarik sebuah kesimpulan. Pembicara berikutnya adalah Prof. Dr. A.K.M. Ahasanul Haque, beliau menyampaikan paparan dalam bahasa Inggris dengan judul tentang Factor Efecting Choice for Islamic Banking a Study on Malaysia Customer Preferences. 

Perkembangan riset ekonomi Islam di Indonesia masih sangat terbatas menurut nara sumber Wahibur Rokhman, Ph.D. bahwa arah penelitian ekonomi Islam itu dapat berkualitas memerlukan waktu setahun dua tahun mendatang. Di dalam Islamic economics and management journal, belum nampak jurnal-jurnal Indonesia yang masuk disana. Nantinya arah penelitian ekonomi Islam itu mengarah pada Maqosid Ash- Syariah, mengambil topik-topik yang relegiusity or relegius values, halal product, Islamic brand, Islamic marketing ethics, Islamic work ethics, etc. Research in new normal the topics may not much change in currently spread, Changing the way we collecting data using online web, google form, online questioner, online interview, online focus discussion, etc. Also some additional, variable such us; new normal work, pandemic effect on costumer behavior, impact of covid 19 on work, lifestyle, buying behavior, etc. Dengan harapan bahwa penelitian yang dilakukan para peneliti dari pasca sarjana ekonomi syariah mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat untuk peningkatan perekonomian umat.

Dr. H. Muslihun, M.Ag mengambil topik bahasan yaitu menemukan novelty dalam research ekonomi Islam. Penelian ekonomi Islam dengan penelitian ekonomi konvensional adalah sama namun ada perbedaan dalam model pengembangannya. Ada tiga model pengembangan ekonomi Islam yaitu model postulasi, model multi disipliner dan interdisipliner, kemudian model reflektif-konseptual-tentatif-problematik. Kita tidak harus memahami usul fiqih saja tapi juga harus paham tentang konsep perbankan secara umum juga termasuk teori ekonominya juga. Arah kecenderungan penelitian ekonomi Islam saat ini yaitu; pengembangan ilmu ekonomi Islam itu sendiri, penerapan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, membentuk kekuatan ekonomi yang dikuasai umat Islam. Untuk mencapai kecenderungan ini dibutuhkan penelitian aksi partisipasinaris, bukan hanya sekedar penelitian kepustakaan. 

Dr. Susminingsih, M.Ag ketika kita ingin meneliti pasti punya paradigma untuk menghasilkan hasil yang berbeda, setiap orang pasti ingin tau tapi tidak semua orang ingin jadi peneliti. Dalam penelitian kualitatif potensi masalah juga bisa mengalami perubahan. Pada penelitian kuantitatif peneliti tidak memiliki ketergantungan dengan responden beda dengan penelitian kualitatif bahwasannya peneliti punya kedekatan dengan informen atau responden. Paparan terakhir dari Dr. Agus Eko Sujianto, S.E. MM. Literatur menurut beliau sangat perlu untuk menjadi penguat dari teori dan juga sandaran bagi peneliti sebagai dasar pijakan penelitian. Ekonometrika merupakan studi mengenai aplikasi metode statistika untuk menganalisis fenomena ekonomi (Damodar Gujarat). Ekonomi memberikan statemen kualitatif, jawabannya memerlukan ekonometrika (Akhmad Fauzi). 

Kesimpulan dari webinar ini menurut saya bahwasannya data itu sangat penting dalam sebuah penelitian, para peneliti dari perguruan tinggi Islam mampu membuat jurnal ekonomi internasional yang dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk kebangkitan ekonomi Islam di dunia, penelitian ekonomi Islam ini nantinya dapat bermanfaat untuk masyarakat atau umat Islam dalam membangun sebuah kejayaan. Acara ditutup dengan bacaan surat Al Asyr dipandu Dr. H. Dede Nur Rohman, M.Ag.




Tulungagung, 21 Juli 2020
Intokowati 
#Komunitas Literasi

Selasa, 14 Juli 2020

GOTONG ROYONG BEDAH RUMAH MBAH KARTIYEM



Pagi itu hari minggu tanggal 12 Juli 2020 suasana sebelah rumah kami sudah mulai ramai didatangi warga, bukan karena ada ada hajatan atau kejadian perkara melainkan karena ada kegiatan bedah rumah tempat tinggal mbah Kartiyem.  Proyek bantuan untuk bedah rumah dari KODIM 0807 Tulungagung diterimakan dalam bentuk material dan bahan-bahan bangunan sedangkan untuk pengerjaan diserahkan kepada masyarakat dimana mbah Kartiyem berdomisili.

Mbah Kar biasa kami memanggil adalah seorang nenek tua yang sudah lama menjanda, beliau menempati rumah gedek (dinding dari anyaman bambu) yang sudah rapuh dan bolong-bolong seorang diri, anak-anaknya tidak tinggal satu rumah melainkan kontrak di tempat lain, ada juga yang rumahnya di luar Kabupaten Tulungagung. Aktifitas keseharian Mbah Kar adalah berjualan gorengan keliling, dahulu ketika fisiknya masih kuat selain jualan gorengan seperti tahu goreng, pisang goreng, dadar jagung, ketela goreng juga jualan jamu kunir asem, beras kencur. Sekarang kondisi fisik beliau sudah agak menurun sehingga tidak kuat lagi menggendong beban terlalu berat, hanya gorengan saja yang dijajakan keliling kampung.

Bagi saya sosok Mbah Kartiyem adalah wanita tangguh yang jarang mengeluh dengan kondisi dan keadaan hidupnya. Meskipun secara ekonomi tergolong tidak mampu tapi Mbah Kar tidak pernah bergantung kepada orang lain, termasuk juga kepada anak-anak ataupun cucu-cucunya. Kehidupan yang dijalaninya sangatlah mandiri dan sederhana, hasil dari jualan gorengan itulah yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup seperti makan, minum dan kebutuhan lainnya.  Alhamdulillah kondisi fisiknya sangatlah bagus sehingga beliau jarang sakit, mungkin karena aktifitas baik jasmani dan rohaninya selalu tertata menjadikan imunitas tubuhnya selalu terjaga. Pola pikirnya sederhana, selalu menerima apa yang Tuhan berikan, sehingga membuat Mbah Kar wajahnya selalu kelihatan cerah penuh dengan semangat dan optimisme hidup.

Mbah Kar adalah guru saya, beliau banyak mengajarkan arti kehidupan nyata bukan sekedar ilusi atau fatamorgana. Pembelajaran hidup adalah ilmu yang tidak kalah penting dengan ilmu pengetahuan lain, mereka bukan mengajarkan teori-teori yang berat-berat atau dogma yang harus bisa diterima muridnya, namun mereka mengajarkan secara realita bahwa hidup itu sangatlah berharga, untuk dapat bertahan tidak harus selalu bergantung dan mengandalkan orang lain, jiwa mandiri selalu tertanam itu modal yang cukup untuk membuat seseorang mampu bertahan menghadapi berbagai macam cobaan. Meskipun hidup dengan kondisi serba pas-pasan tapi beliau selalu menerima dengan lapang dada, kalaupun pernah berhutang selalu dibayar dan dilunasi. Hal seperti ini yang membuat salut dan angkat topi bahwa semangat hidup dan menerima sebuah kekurangan itu dapat menjadikan seseorang menjadi kuat dan selalu sehat, karena pola pikirnya sederhana tapi maknanya sangat luas dan dalam.

Tidak salah kalau Pak Babinsa dari kelurahan memilih Mbah Kar untuk mendapatkan bantuan bedah rumah, selain kondisi rumahnya memang sudah rusak, mungkin juga ada pertimbangan lain dari tim yang menguatkan agar mbah Kar juga menjadi salah satu dari warga yang menerima bantuan tersebut.  Ketika tim melakukan survei lokasi, ada beberapa tetangga yang dimintai keterangan sebagai penguat data kelayakan penerima bantuan. Partisipasi warga sekitar memang besar dalam mendukung program tersebut, dibuktikan dengan adanya sikap gotong royong dari warga di lingkungan RT kami untuk membantu pelaksanaan mulai dari pembongkaran sampai dengan pembangunan kembali. Seluruh perkerjaan dikerjakan oleh warga bahkan mereka bukan hanya sekedar membatu bekerja, ada yang membawa makanan, minuman juga camilan dari rumah masing-masing. Hal seperti itulah yang dilakukan warga ditempat kami. Meskipun tinggal di wilayah perkotaan namun jiwa dan semangat gotong royong dan saling bantu membatu masih tampak jelas terasa.


Ada beberapa pelajaran berharga yang bisa didapatkan dari peristiwa minggu itu, pertama tentang pentingnya semangat hidup dan yang kedua mewujudkan jiwa sosial dan empati terhadap lingkungan sekitar. Rasa bangga dan juga haru menyeruak di lubuk hati yang paling dalam, ternyata jiwa dan semangat gotong royong bangsa Indonesia masih tetap ada, tidak pernah luntur dan terkikis oleh jaman, hanya kitanya saja yang terkadang kurang perduli dengan keadaan, padahal sejatinya kalau semangat gotong royong itu masih cukup tinggi di kalangan masyarakat pasti persatuan dan kesatuan Republik ini akan selalu tetap terjaga. Masyarakat lebih mengedepankan kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan ego sektoral. Semua itu bisa terwujud manakala semua unsur dapat saling memahami dan menerima keadaan serta menyikapinya dengan bijak. Entahlah…

Rabu, 08 Juli 2020

MENGOLAH PERASAAN DAN EMOSI KUNCI AWAL KESUKSESAN DIRI

Dalam kehidupan nyata kita sering melihat berbagai macam tingkah laku dan juga ekspresi seseorang dalam beriteraksi sosial dengan orang lain ataupun khalayak umum. Menurut Psikolog dari Surabaya Ratna Sari, M.Psi antara perasaan dan emosi itu berbeda meski terlihat seperti sama. Perasaan lebih menunjukkan respon penginderaan yang berkaitan dengan hubungan fisik dengan lingkungan sekitar tapi kalau emosi adalah justru ungkapan dari perasaan itu sendiri. 

Perasaan biasanya memiliki keterkaitan dengan gejala kejiwaan, sedangkan emosi berlebih bersifat independen dan tidak terekait dengan persepsi, emosi dapat muncul secara tiba-tiba tanpa harus dipengaruhi persepsi tertentu. Seorang individu saat merasakan jenis emosi tertentu bisa langsung dengan spontan memunculkan emosinya tanpa harus dipengaruhi oleh persepsi tertentu.

Ketika dihadapkan dalam suatu persolaan respon seseorang kadang begitu jelas terlihat dan terbaca ekspresi melalui mimik atau raut mukanya, bisa ekspresi sedih, cemas, gugup, kecewa, bahagia ataupun bisa biasa saja. Semua itu sebagian dari bentuk ungkapan perasaan yang timbul dari dalam pikiran dan hati yang digambarkan melalui emosi sehingga berpengaruh pada ekpsresi raut muka dan perubahan prilaku. Gejolak yang diakibatkan dari pengaruh di sekitar lingkungan dimana mereka saat itu berada, sangatlah berkontribusi terhadap munculnya emosi seseorang.

Usia tidak bisa dijadikan ukuran bahwa seorang individu mampu mengontrol perasaan juga emosinya. Karakter dan sifat ikut mempengaruhi kejiwaan dan mental seseorang, tergantung seberapa jauh mereka dapat mengontrol dan mengelola perasaan juga emosi. Pengendalian diri sesorang bisa dilatih lewat pembiasaan dimana dia mampu mengolah perasaan dengan menggunakan manajemen qalbunya. Pengetahuan dan pengalaman mungkin bisa sedikit membantu mengolah rasa dan mengelola emosi jiwanya, namun itu tidak mutlak bisa terwujud manakala manajemen qabunya belum tertata dengan baik.

Menurut KH Abdullah Gymnastiar ada beberapa rumus dan konsep manajemen qalbu dalam seni bergaul bahwa aku aman bagimu, aku menyenangkan bagimu, aku juga bermanfaat bagimu. Adapun konsep dasar dari manajemen qalbu ada empat hal pertama ma’rifatullah, kedua manajemen diri, ketiga kepemimpinan dan keempat wira usaha. Mengenai konsep perubahannya yaitu suri tauladan, pendidikan pelatihan dan pembinaan yang sistematis, sistem yang kondusif berkesinambungan dan terakhir kekuatan do’a/ruhiyah. Dan yang tak kalah penting yaitu mampu meredam penyakit hati seperti; takabur, egois, pamer, galak, iri dengki, licik, kiat praktis mengatasi persoalan hidup, siap sebelum terjadi , ridho bila sudah terjadi, jangan mempersulit diri, evaluasi diri dan yang terkhir jadikan Allah sebagai tempat bergantung.

Seorang individu akan menjadi sukses manakala dapat mengontrol diri, mampu mengelola perasaan juga emosi jiwanya. Hal tersebut dibutuhkan bagi seorang calon leader yang sedang berlatih dan menempa diri agar menjadi pribadi yang cerdas, tangguh, santun dan bijaksananya. Pemimpin seperti inilah yang nantinya mampu menciptakan rasa tentram, aman, nyaman dan bahagia. Mereka mampu memberikan kesejukan suasana, membuat kebijakan yang realistis, membuat solusi yang tepat meskipun dalam kondisi sulit dan tidak menentu sekalipun. Terkadang proses pendewasaan diri butuh waktu yang panjang karena setiap individu ada kecenderungan untuk menggulang ulang kesalahan yang sama, sehingga membuat pembetukan mentalnya menjadi berjalan lamban, perlu terus belajar dan terus menata hati unuk menghadapi setiap kemungkinan yang akan terjadi dimasa mendatang. 

Berpikir positif akan membantu dalam mengolah perasaan dan mengelola emosi, energi positif mampu menciptakan suasana hati juga suasana lingkungan sekitar menjadi terasa lebih damai dan kondusif. Penulis sendiri juga masih dalam taraf pembelajaran diri dan masih terus berproses mewujudkan manajemen qalbu, tidak semudah kata-kata ataupun goresan pena karena tingkat kestabilan jiwa ditentukan rasa dan rasa dipengaruhi oleh pikiran dan hati. Sebagaimana keimanan seseorang kadang juga fluktuatif tidak menentu, ada pasang surutnya, namun begitu tetap harus ada upaya untuk selalu berjalan di jalan yang lurus menjadi pribadi yang sukses mampu menaklukkan kekurangan diri untuk mencapai kesuksesan hidup yang hakiki.

Wallahu a’lam bi showab.   
Tulungagung, 7 Juli 2020
Intokowati
#Komunitas Literasi