Selasa, 06 Oktober 2020

MENGENANG PERJUANGAN SANG KAKAK PERTAMA

Sebelum bercerita lebih jauh tentang kakak pertama, terlebih dahulu saya menceritakan tentang latar belakang keluarganya, Kakak ipar bernama Suparli beliau seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia dari matra Angkatan Darat, sebenarnya beliau bukan anak pertama dari delapan bersaudara namun ada kakak pertama yang sudah wafat beberapa puluh tahun yang silam, akhirnya kakak yang nomer dua ini menjadi kakak pertama. Perjuangan sebagai kakak pertama tidaklah mudah disaat beberapa adik-adiknya masih membutuhkan biaya untuk melanjutkan sekolah. Sebagai orang tertua dikeluarga tentunya mempunyai beban tanggung jawab moril yang harus diemban sang kakak yakni bekerja. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah dan lulus beliau langsung mendaftarkan diri menjadi anggota TNI dan di terima dengan penugasan di KOSTRAD.

Beberapa penugasan operasi militer pernah dijalaninya, pertama ditugaskan di Timor Timur pada tahun 1975 , kemudian penugasan ke dua tahun 1980, ketiga tahun 1986 dan terakhir penugasan ke Timor Timur tahun 1991. Selain ditugaskan di daerah operasi juga ditugaskan didaerah perbatasan Malaysia dan juga sebagai pasukan perdamaian di Kamboja. Tentunya pengalaman kedinasan cukuplah banyak dan beragam sesuai dengan kondisi dan lingkungan daerah dimana beliau ditempatkan. Tugas didaerah operasi sangatlah berat dan menguras fisik serta strategi bertempur yang handal, beberapa temannya banyak yang meninggal tidak hanya terkena tembakan atau jebakan musuh akan tetapi juga terkena sakit malaria yang tidak segera mendapatkan pertolongan dan penanganan medis karena lokasi tempat tugas memang dihutan yang jauh dari rumah penduduk apalagi fasilitas kesehatan. Perjuangan yang sulit dan mempertaruhkan nyawa dijalaninya dengan penuh ketabahan dan jiwa patriotisme yang tinggi. Rasa cinta kepada tanah air melebihi rasa cintanya pada diri sendiri, semangat berjuang untuk menegakkan kedaulatan bangsa terus bergelora tak pernah surut sampai ajal menjemput. 

Dua tahun silam tepatnya hari Jum’at, tanggal 5 Oktober 2018 bertepatan dengan HUT TNI ke- 73 kakak pertama menghadap Sang Illahi, jiwa prajurit TNI selalu terpatri di hati dan sanubari sampai dibawa mati. Keluarga merasa sangat kehilangan, sebagai orang yang dituakan dalam keluarga besar, beliau sangat disegani oleh adik-adiknya. Sungguh sangat tidak bisa dipercaya kalau kematian sudah datang menjemput, datang periksa ke rumah sakit masih biasa jalannya setibanya di UGD langsung ditangani secara medis, selang beberapa saat malah dipindah ke ICU waktu itu masih biasa saja dalam keadaan sadar dan malah menyuruh saya pulang, hari berikutnya kondisinya semakin menurun namun masih bisa komunikasi, kemudian kebetulan saya diminta sama istrinya untuk ke RS dan tanpa menunggu lama sudah sampai di ruang ICU kebetulan ada dokter yang menangani kakak, kami konsultasi dan bertanya kepada dokter kemungkinan kesembuhan pasien kira-kira bagaimana..? dan jawaban dari dokter tinggal menunggu keajaiban, rasanya sulit dipercaya tapi mencoba tetap tabah. Karena ada telpon istrinya kakak keluar dari ruangan ICU dan saya sendiri yang jaga, dengan berbisik pelan mencoba mengajak untuk membaca syahadat dan selalu istighfar namun ternyata malah mengeluarkan darah dari mulutnya, sayapun panik dan teriak sama perawat dan dokter Rina yang masih belum beranjak dari tempat duduk semula. Karena hari itu hari Jum’at dan suami ataupun keluarga yang lain masih melaksanakan sholat jumat di masjid otomatis belum ada yang mengangkat telpon, dengan gemetar saya menyaksikan bagaimana perjuangan kakak dalam menghadapi sakaratul mautnya. Tanpa merasa kesakitan beliau mencoba untuk selalu membaca kalimat thoyibah namun tubuhnya sudah tak mampu untuk bergerak hanya mulutnya saja terlihat bergetar, selang beberapa saat akhirnya beliau dinyatakan meninggal oleh dokter. Berakhirlah seorang pejuang keluarga, pejuang tanah air dan seorang veteran Seroja, damailah engkau di alammu wahai kakak pertama.



Tulungagung, 6 Oktober 2020

Intokowati

#SahabatPenaKIta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar