(Arabic
International Seminar oleh Prof. Dr. Abdel Aziz Abbaci dari Aljazair)
Pada tanggal 3 Mei 2019 Pascasarjana
IAIN Tulungagung menyelenggarakan seminar internasional yang di support oleh S-1 PBA,
S-2 PBA, dan S-1 BSA. Adapun peserta seminar dari Mahasiswa Program Doktor (S-3) dan Mahasiswa Program
Magister (S-2) Pascasarjana IAIN Tulungagung. Ada 4 orang keynote speaker yang menyampaikan paparannya
pada seminar tersebut, antara lain : Prof. Dr. Abdel Aziz Abbaci dari Aljazair,
Basmah Salaeh, Lc. Dari Tailand, Dr. H. Abad Badruzzaman Lc., M.A. Indonesia
(WakilRektor III), dan Dr. H. Kojin, M.A. Dosen Pascasarjana IAIN Tulungagung.
Dari keempat pembicara tersebut
saya lebih fokus ke pemaparan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Abdel Aziz
Abbaci, dengan tema Mazziyah al-Lughah al-Arabiyyah min NahiyatiLughah al-‘Alam
beliau menyampaikan beberapa pemikiran-pemikiran tentang bagaimana umat Islam
sekarang ini bisa eksis dalam menghadapi globalisasi. Menurut Prof. Dr. Abdel Aziz Abbaci bahwa para ilmuan barat lebih melakukan pendekatan
ilmu dengan pendekatan empiris yaitu dengan pembuktian-pembuktian yang rasional
dan biasanya menggunakan penelitian kuantitatif sebagai metode dalam penelitian
yang diambil. Sebagai umat Islam mestinya kita harus banyak belajar dari kitab-kitab
dan sejarah peradaban masa lalu, karena banyak dari tokoh-tokoh agama dan cendikiawan
muslim pada era kejayaan Islam tersebut menjadi tokoh sentral perkembangan peradaban
barat. Umat Islam tidak boleh malas karena sebenarnya kelemahan umat Islam
bukan terletak pada ajaran dan budaya Islamnya melainkan pada manusianya yang cenderung
malas dibandingkan dari pada bangsa barat yang cenderung aktif dalam beberapa penelitian
ilmiah sehingga mampu menciptakan sesuatu yang baru dengan pengalaman empirisnya.
Globalisasi tujuan utamanya adalah pada upaya politik,
ekonomi dan agama. Seperti pemikiran dari Samuel P. Huntington’s seorang ahli dari barat yang
sebenarnya teorinya ini tidak muncul akan tetapi ada tujuan lain
yaitu merubah peradaban barat seperti dengan apa yang ditawarkan. Globalisasi ujung-ujungnya adalah menguasai pemikiran-pemikiran kita. Sebetulnyamenurut
Prof. Abdel Aziz Abbaci bahwa kita bisa mampu mengadakan pendekatan yang lebih yaitu dengan intercultural dialogue. Kita bisa diterima dunia barat karena ilmu-ilmu
Islam seperti Ibnu Sinna, Al Kindi, Al Farabi, dan Ibnu Rusyd mereka adalah para
ilmuwan yang
sangat berpengaruh pada dunia barat. Pertanyaannya kenapa umat Islam bisa mencapai puncak kejayaan di
zamanitu..? masalah yang sesungguhnya adalah dari diri kita sendiri, yaitu kita berubah memanfaatkankeilmuan kita tanpa meninggalkan prisip-prinsip
Islam namun bisa diterima oleh barat.
Ilmu itu adalah rezeki yang
paling penting dan syaratnya adalah bertaqwa, ilmu itu perlu ijtihad, seluruh umur kita untuk ilmu. Di dunia barat ada kapitalisme
yang tidak mengakui orang yang lemah, mereka menawarkan existentialisme.
Pada kenyataan sekarang ini dengan semangat kapitalis 3 orang kaya di Amerika dapat menguasai 43 negara di
dunia. Untuk itu pesan dari Prof. Abdel sebagai penutup pembicaraan, bahwa waktu yang singkat ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan alam sebagai materi, akhlaq adalah selogan yang
utama. Sesungguhnya di dalam Al Quran terdapat ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kepentingan dunia,
mahasiswa harus banyak mengadakan penelitian yang berkaitan dengan Al Quran supaya dapat diterima oleh orang
banyak.
Demikian sekilas pemaparan dari Prof.
Abdel Aziz Abbaci yang bisa saya tangkap semoga tidak begitu melenceng jauh dari makna sesungguhnya, Wallahu A’lam Bishawab..
Tulungagung, 5 Mei 2019
#Intokowati
#Komunitas Literasi IAIN
Tulungagung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar