Selasa, 07 Agustus 2018
Belajar Dari Sebuah Peristiwa
Gempa yang mengguncang wilayah NTB kemaren malam meninggalkan duka yang mendalam, menurut berita terkini bahwa korban meninggal sudah mencapai 98 orang, ribuan orang terluka, dan ribuan bangunan luluh lantah. Ini merupakan kali kedua setelah gempa yang berkekuatan 6,4 SR melanda wilayah NTB dan sekitarnya pada tanggal 29 juli disusul tgl 5 agustus kemaren malam yang mencapai 7.0 SR sehingga berpotensi tsunami, namun Allah masih menyayangi hambanya sehingga tsunami tidak terjadi.
Ada sesuatu yang menarik dibenak saya dan ini menjadi pertanyaan yang senantiasa timbul bergejolak di hati. Mengapa musibah atau bencana alam terjadi ketika suhu dan eskalasi politik di negeri ini mengalami peningkatan. Coba kita tengok kembali beberapa peristiwa alam yang terjadi dimasa lampau adakah hubungannya dengan perilaku manusia yang menghubungkan dengan alam. Bisa jadi tatkala suhu manusia di muka bumi mengalami pemanasan, maka isi perut bumipun juga ikut bergejolak sehingga menimbulkan berbagai reaksi.
Bumi juga makhluk Tuhan seperti juga planet yang lain. Ketika ada aksi dapat dipastikan akan timbul reaksi, begitu pula reaksi bumi itu muncul akibat aksi manusia yang kadang - kadang terlihat konyol. Terkadang karena aksi dari segelintir manusia dapat menimbulkan bencana bagi orang lain, mereka harus menanggung akibat dari perbuatan yang kadang tidak dia lakukan, ironis memang tapi begitulah kenyataannya.
Sebenarnya akan terasa indah dan nyaman jika ada keselarasan dan keseimbangan alam yang senantiasa dijaga. Manusia tidak boleh egois tinggal dibumi ini, karena di situ ada mahluk lain yang juga punya hak. hendaknya kita sadar dan selalu belajar dari sebuah peristiwa yang terjadi sehingga dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian. Selanjutnya tidak mengulang kesalahan yang sama.
Butuh kesadaran dan introspeksi dari seluruh elemen masyarakat terutama para tokoh dan para pemimpin bangsa ini untuk selalu mukhasabah sehingga kedamaian dan ketentraman kehidupan di bumi pertiwi ini senantiasa dapat terjaga.
Wallahu a'lam bisshawab
Tulungagung, 6 agustus 2018
#Intokowati paska ES
#komunitas Literasi IAIN TA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar