Kamis, 14 November 2024

KICK OF MEETING RAKERNAS KEMENAG 2024

          


Pemerintahan baru yang dipimpin oleh presiden Prabowo Subiyanto memulai babak baru dengan membentuk Kabinet Merah Putih. Para Menteri diambil sumpahnya di Jakarta pada hari Senin, 21 Oktober 2024. Perombakan kabinet membawa dampak besar khususnya bagi Kementerian Agama. Pembentukan Badan Baru yaitu Badan Penyelenggara Haji yang menangani masalah Haji dan berfungsi sebagai pemberi dukungan penyelenggaraan haji yang ditangani oleh Kementerian Agama. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal yang semula di dibawah Kementerian Agama beralih fungsi menjadi badan tersendiri termasuk seluruh perangkat, komponen, anggaran serta aset yang dimiliki dialihkan semuanya ke Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.

Acara Kick Off Meeting Rakernas Kemenag 2024 dilaksanakan pada hari selasa, 12 November 2024 di Auditorium HM. Rasjidi Gedung Kementerian Agama RI Jl. Thamrin No. 6 Jakarta Pusat dan dihadiri oleh seluruh pimpinan tinggi sampai dengan kepala Madrasah dan kepala KUA, baik secara luring maupun daring. Jumlah peserta yang ikut sebanyak 10.857 peserta menurut laporan dari Sekretaris jenderal Kemenag RI bapak Muhammad Ali Ramadhani. Adapun tema yang di angkat pada kegiatan kick off meeting ini yaitu; Menyatukan Langkah, Mewujudkan Daya Saing Umat untuk Kemaslahatan masa depan”.

Turut hadir dari Komisi VIII DPR RI yaitu bapak Marwan Dasopang, beliau menyampaikan beberapa hal terkait dengan Kementerian Agama. Pertama tentang nomenklatur Kementerian. Meskipun ada badan baru tapi masih terkait dengan Kementerian Agama karena masih tidak terlepas dari urusan agama. Perumusan program yang ada di Badan masih dibicarakan di komisi VIII. Kemeterian Agama merasa masih tidak sebanding dengan Kementerian lain terkait dengan masalah pendidikan. Ada sebagian pendidikan yang diambil alih oleh pihak lain akan tetapi tidak diperhatikan terkait dengan anggaran. Ada suatu lembaga pendidikan yang memiliki guru dan tenaga kependidikan yang masih menerima insentif sebesar Rp. 200.000,- perbulan itupun tidak mesti setiap bulan mereka menerima, padahal mereka mengabdi dan mendedikasikan seluruh tenaganya untuk kemajuan pendidikan di pelosok negeri. Kenapa pemerintah tidak mengalihkan anggaran yang ada di sekolah yang tidak memiliki siswa kepada lembaga pendidikan yang membutuhkan.  Langkah-langkah yang kita ambil dalam Rakernas ini adalah memprioritaskan anggaran di bidang pendidikan, KIP dan PIP harus kita dapatkan dari pemerintah. Komisi VIII akan mendukung hasil Rakernas Kementerian Agama.

Sambutan dari bapak Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA


Kementerian Agama adalah Kementerian yang luar biasa. Kehadiran Kementerian Agama secara historis ada berkaitan dengan kemerdekaan RI dan dimulai dari Piagam Jakarta. Kemenag menjembatani dua kepentingan pada waktu itu dipimpin oleh HM Rosyidi. Kementerian Agama sudah mengalami beberapa perampingan.

Pertama adalah pisahnya Pengadilan Agama dari Kementerian Agama mengikuti Mahkamah agung. Adapun dampak dari pemisahan tersebut adalah tingginya angka perceraian yang di dominasi dari pasangan muda. Jangan menganggap enteng tentang peceraian ini. Kalau keluarga berantakan akan berkontribusi pada lemahnya keluarga, dan ketika keluarga berantakan maka akan melemahkan ketahanan negara. Berikutnya adalah Badan Litbang Kemenag yang masuk ke BRIN itu adalah kelemahan kita karena kita tidak  dapat mengambil kebijakan yang tepat tanpa melalui adanya penelitian. Badan Zakat dan Wakaf melalui BWI, dan Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Bicara tentang strategi harus ada visi dan misinya. Kita jadikan Kementerian Agama sebagai stabilisator Negara. Agama bisa sebagai nuklir yang mana bisa memberi manfaat yang besar, akan tetapi juga dapat menghancurkan yang lebih dahsyat. Target Kementerian Agama ke depan bukan untuk mencari penghargaan akan tetapi bagaimana umat itu menyatu dengan agamanya, supaya semua pemeluk agama dapat memahami dan menghayati serta mengamalkan sesuai dengan agama yang dipeluknya masing-masing. Kalau pemeluk agama memahami agamanya, maka tidak akan ada konflik, terorisme, dan kekerasan dalam beragama. Bagaimana mendekatkan antara agama dengan pemeluknya. Lingkungan kita seolah ditantang untuk beberapa tahun ke depan. Bicara agama adalah bicara kontektual. Nilai-nilai agama harus berani menunjukkan. Guru kadang mengajarkan kepada muridnya bahwa agama kita paling baik. Hal seperti ini yang nantinya akan menimbulkan masalah. Negara yang paling aman adalah Indonesia, inflasi di negara Indonesia adalah paling kecil dibandingkan dengan negara negara lain seperti Mesir, Turki, Spanyol dll. Sudah saatnya Indonesia GO Internasional. Kita jauh dari negara Israil sangatlah beruntung karena dampak dari inflasi sangatlah rendah dibandingkan dengan negara di sekitar Israil.

Kekuatan yang paling besar di Indonesia adalah umat Islam dan mayoritas dari kalangan Sunni. Umat Islam di Indonesia sangatlan paternalistik. Kita jangan kalah untuk membuat produk-produk yang unggulan seperti Tim Ekonominya pak Prabowo. Kementerian Agama harus memiliki visi yang tajam, Tim releginya Kementerian Agama harus solid. Kita harus bisa mengeleminir perbedaan yang ada, kita mulai lembaran baru Kementerian Agama yang solid. Kita wujudnya go clean dengan mulai melakukan pembersihan di Kementerian, praktek-praktek yang pernah dilakukan dimasa lampau jangan sampai terulang. Jangan memberikan kepada Mentri apa yang bukan haknya, sedikit tetapi berkah dan halal dari pada banyak tapi dikejar kejar. Demikian sekilas yang disampaikan oleh bapak Menteri Agama pada acara kick off meeting Rakernas meskipun singkat tapi bermakna cukup mendalam. Semoga Kementerian Agama ke depan semakin solid dan benar benar GO Internasional.

 


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar