Acara Kick Off Meeting
Rakernas Kemenag 2024 dilaksanakan pada hari selasa, 12 November 2024 di
Auditorium HM. Rasjidi Gedung Kementerian Agama RI Jl. Thamrin No. 6 Jakarta
Pusat dan dihadiri oleh seluruh pimpinan tinggi sampai dengan kepala Madrasah
dan kepala KUA, baik secara luring maupun daring. Jumlah peserta yang ikut
sebanyak 10.857 peserta menurut laporan dari Sekretaris jenderal Kemenag RI bapak
Muhammad Ali Ramadhani. Adapun tema yang di angkat pada kegiatan kick off
meeting ini yaitu; “Menyatukan Langkah, Mewujudkan Daya Saing Umat untuk
Kemaslahatan masa depan”.
Turut hadir
dari Komisi VIII DPR RI yaitu bapak Marwan Dasopang, beliau menyampaikan beberapa
hal terkait dengan Kementerian Agama. Pertama tentang nomenklatur Kementerian. Meskipun
ada badan baru tapi masih terkait dengan Kementerian Agama karena masih tidak
terlepas dari urusan agama. Perumusan program yang ada di Badan masih
dibicarakan di komisi VIII. Kemeterian Agama merasa masih tidak sebanding
dengan Kementerian lain terkait dengan masalah pendidikan. Ada sebagian
pendidikan yang diambil alih oleh pihak lain akan tetapi tidak diperhatikan
terkait dengan anggaran. Ada suatu lembaga pendidikan yang memiliki guru dan
tenaga kependidikan yang masih menerima insentif sebesar Rp. 200.000,- perbulan
itupun tidak mesti setiap bulan mereka menerima, padahal mereka mengabdi dan
mendedikasikan seluruh tenaganya untuk kemajuan pendidikan di pelosok negeri.
Kenapa pemerintah tidak mengalihkan anggaran yang ada di sekolah yang tidak
memiliki siswa kepada lembaga pendidikan yang membutuhkan. Langkah-langkah yang kita ambil dalam
Rakernas ini adalah memprioritaskan anggaran di bidang pendidikan, KIP dan PIP
harus kita dapatkan dari pemerintah. Komisi VIII akan mendukung hasil Rakernas
Kementerian Agama.
Sambutan dari bapak Menteri Agama Prof. Dr. KH
Nasaruddin Umar, MA
Kementerian
Agama adalah Kementerian yang luar biasa. Kehadiran Kementerian Agama secara
historis ada berkaitan dengan kemerdekaan RI dan dimulai dari Piagam Jakarta.
Kemenag menjembatani dua kepentingan pada waktu itu dipimpin oleh HM Rosyidi.
Kementerian Agama sudah mengalami beberapa perampingan.
Pertama
adalah pisahnya Pengadilan Agama dari Kementerian Agama mengikuti Mahkamah
agung. Adapun dampak dari pemisahan tersebut adalah tingginya angka perceraian
yang di dominasi dari pasangan muda. Jangan menganggap enteng tentang peceraian
ini. Kalau keluarga berantakan akan berkontribusi pada lemahnya keluarga, dan
ketika keluarga berantakan maka akan melemahkan ketahanan negara. Berikutnya
adalah Badan Litbang Kemenag yang masuk ke BRIN itu adalah kelemahan kita
karena kita tidak dapat mengambil
kebijakan yang tepat tanpa melalui adanya penelitian. Badan Zakat dan Wakaf
melalui BWI, dan Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Bicara tentang
strategi harus ada visi dan misinya. Kita jadikan Kementerian Agama sebagai
stabilisator Negara. Agama bisa sebagai nuklir yang mana bisa memberi manfaat
yang besar, akan tetapi juga dapat menghancurkan yang lebih dahsyat. Target Kementerian
Agama ke depan bukan untuk mencari penghargaan akan tetapi bagaimana umat itu
menyatu dengan agamanya, supaya semua pemeluk agama dapat memahami dan
menghayati serta mengamalkan sesuai dengan agama yang dipeluknya masing-masing.
Kalau pemeluk agama memahami agamanya, maka tidak akan ada konflik, terorisme,
dan kekerasan dalam beragama. Bagaimana mendekatkan antara agama dengan pemeluknya.
Lingkungan kita seolah ditantang untuk beberapa tahun ke depan. Bicara agama
adalah bicara kontektual. Nilai-nilai agama harus berani menunjukkan. Guru kadang
mengajarkan kepada muridnya bahwa agama kita paling baik. Hal seperti ini yang
nantinya akan menimbulkan masalah. Negara yang paling aman adalah Indonesia,
inflasi di negara Indonesia adalah paling kecil dibandingkan dengan negara
negara lain seperti Mesir, Turki, Spanyol dll. Sudah saatnya Indonesia GO
Internasional. Kita jauh dari negara Israil sangatlah beruntung karena dampak
dari inflasi sangatlah rendah dibandingkan dengan negara di sekitar Israil.
Kekuatan yang
paling besar di Indonesia adalah umat Islam dan mayoritas dari kalangan Sunni.
Umat Islam di Indonesia sangatlan paternalistik. Kita jangan kalah untuk
membuat produk-produk yang unggulan seperti Tim Ekonominya pak Prabowo. Kementerian
Agama harus memiliki visi yang tajam, Tim releginya Kementerian Agama harus
solid. Kita harus bisa mengeleminir perbedaan yang ada, kita mulai lembaran
baru Kementerian Agama yang solid. Kita wujudnya go clean dengan mulai
melakukan pembersihan di Kementerian, praktek-praktek yang pernah dilakukan
dimasa lampau jangan sampai terulang. Jangan memberikan kepada Mentri apa yang
bukan haknya, sedikit tetapi berkah dan halal dari pada banyak tapi dikejar
kejar. Demikian sekilas yang disampaikan oleh bapak Menteri Agama pada acara
kick off meeting Rakernas meskipun singkat tapi bermakna cukup mendalam. Semoga
Kementerian Agama ke depan semakin solid dan benar benar GO Internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar