Senin, 02 Juli 2018

Tentang Sampah

Tahukah kamu.... bila sampah dapur itu bisa dimakan kembali???
Hehehe... jorok ya??? Ah, tidak.. Jangan fiktor dulu... Mari kita buktikan.

Sampah dapur mayoritas adalah sampah organik, berupa sisa makanan, sisa sayur, buah, ikan dan lain-lain yang bisa diolah menjadi kompos. Nah, kompos tersebut bisa kita gunakan untuk memupuk tanaman. Tanaman kita menjadi sehat dan subur tanpa bahan kimia. Lebih aman untuk dikonsumsi bukan? Bagaimana?? sudah percaya kalau sampah dapur bisa dimakan kembali?? hehehe...

Perlu waktu untuk mengurai sampah. Waktu yang diperlukan bukan cuma sehari atau dua hari. Kulit pisang saja butuh 3 sampai 4 minggu. Sampah kertas butuh kurang lebih 2 sampai 5 bulan. Apalagi plastik.. Mau tahu berapa lama plastik terurai??? Plastik kresek butuh 10-20 tahun, sedangkan botol plastik butuh 450 tahun.. Nah, lhoh??? Padahal tiap hari berapa kresek dan botol plastik yang kita gunakan. Belanja ke pasar beli ini beli itu, kreseknya sendiri-sendiri. Sekali belanja bisa bawa pulang 5 kantong kresek. Itu masih satu orang. Bila se-Indonesia?? trus dikali setahun sudah berapa kresek ya??? Ngeri juga kl dibayangin. Udah terurainya lama, jumlahnya terus meningkat. Sepuluh tahun lagi bisa-bisa tempat tinggal beserta tetangga-tetangga kita se-kabupaten penuh dengan kresek...

Tetapi ada yang lebih ngeri..
Sampah Sterofoam...
Butuh berapa lama buat terurai???
Ternyata sterofoam tidak bisa terurai sodara-sodara.... Waduh..


Mari lebih bijak mengelola sampah.









Mari Hijaukan Bumi






"Bumi semakin panas, pembangunan infrastruktur terkadang cenderung merusak alam, kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk menjaga warisan nenek moyang juga semakin berkurang, gunung yang seharusnya menjadi daerah resapan kini sudah banyak beralih fungsi, hutan sebagai cadangan oksigen bagi kehidupan juga sudah berkurang, ketika hujan datang, banjir terjadi dimana mana hampir di setiap kawasan, mungkin kita perlu mulai sadar akan lingkungan sekitar".
Kami Keluarga Besar Kantor Kementerian Agama Kab. Tulungagung dengan Seluruh Satuan Kerja dan Kantor Urusan Agama, mencoba memulai gerakan sadar pelestarian alam, meskipun hanya sekedar untuk menanam pohon, buah dan bunga di sekitar puncak gunung wilis yang tidak seberapa tapi niat kami tulus, semoga bisa berkelanjutan sehingga di masa depan ada yang bisa di wariskan untuk anak cucu.
















"Dokumen Giat Jurang Senggani (18-11-2017)"